TEMPO.CO, Bogor – Ratusan siswa yang sudah lolos tes dan program bidik misi terancam gagal masuk Institut Pertanian Bogor karena pemerintah mengurangi penerima beasiswa bidik misi. Ada 371 calon mahasiswa angkatan 53 yang telah lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang bisa gagal karena tak dapat membayar uang kuliah.
“Alumni bergotong-royong mengumpulkan donasi sehingga mereka semua bisa masuk dan belajar di IPB,” kata Andi Irman, juru bicara Himpunan Alumni IPB, Senin, 13 Juni 2016.
Donasi yang terkumpul sejak awal Juni itu sebesar Rp 1,4 miliar. Uang tersebut sudah dibayarkan seluruhnya kepada IPB untuk membayar uang kuliah 371 calon mahasiswa tersebut. Pada Ahad kemarin, dalam rapat alumnus disepakati bahwa alumnus akan terus mengumpulkan donasi untuk membiayai mereka hingga lulus.
BACA: Kuota Beasiswa Bidik Misi Turun, Ratusan Siswa Terancam Gagal Masuk IPB
Setelah dihitung, selama 4 tahun kuliah, 371 mahasiswa itu membutuhkan biaya Rp 16,6 miliar. Andi menjelaskan kebutuhan biaya kuliah mahasiswa-mahasiswa itu selama satu tahun Rp 1.488.452.000 + biaya hidup Rp 2.671.200.000 sehingga dalam empat tahun menjadi Rp 16,64 miliar.
Selain membuat Yayasan Alumni IPB Peduli Pendidikan untuk menghimpun dana bantuan dari para alumnus, para pejabat himpunan juga menjalin kontak dengan pengusaha dari alumnus IPB. “Kami juga mengajak para alumni yang menjadi pengusaha untuk menyediakan tempat magang (part time job) bagi para mahasiswa yang bermasalah dalam keuangan," kata Andi.
BACA: IPB Terima 500 Mahasiswa Program Bidik Misi
Berdasarkan data dari rektorat IPB jumlah calon mahasiswa baru IPB dari jalur masuk SNMPTN sebanyak 2.700 orang dengan jumlah pelamar melalui bidik misi atau dari keluarga kurang mampu 773 orang. “Akan tetapi pemerintah menetapkan kuota hanya 10 persen dari jumlah daya tampung, sehingga kuota bidik misi dari jalur SNMPTN hanya 270 orang," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Yonny Koesmaryono.
IPB akan mengajukan tambahan kuota kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, setelah proses penerimaan mahasiswa selesai.
M. SIDIK PERMANA