TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan empat orang tersangka teroris yang tertangkap di Surabaya pekan lalu adalah lulusan sekolah di Porong. Keempat orang itu berinisial PHP, BRN, FN, dan S.
"Itu lulusan Porong. Sekarang, oleh Detasemen Khusus 88, lagi didalami. Kita tunggu hasilnya beberapa hari ke depan," ujar Luhut saat dicegat awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 13 Juni 2016.
Penangkapan empat orang teroris di Jalan Lebak Timur, Tambak Sari, Surabaya, Jawa Timur, tersebut berlangsung pada Rabu pekan lalu. Dari penangkapan itu, Densus 88 berhasil mengamankan bom rakitan serta senjata api.
Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, para tersangka berniat menggunakan bom itu pada 17 Ramadan 1437 atau 22 Juni 2016. "Mereka ingin membuat peristiwa yang mirip dengan bom di Jalan M.H. Thamrin," tambah Boy.
Adapun yang dimaksud dengan lulusan Porong adalah mereka yang pernah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Porong sebelumnya. LP Porong, selama ini, kerap digunakan untuk mengajarkan paham-paham radikal terhadap penghuninya.
PHP misalnya, ditahan di LP Porong karena kasus narkoba. Selama di Porong, ia dekat dengan Maulana Yusuf Wibisono dan Shibgotuloh. Shibgotuloh ditahan karena merampok Bank CIMB Niaga Medan untuk kepentingan kegiatan radikal, sedangkan Maulana adalah mantan anggota Jamaah Islamiyah.
Luhut melanjutkan, ada titik-titik lain yang dipercaya akan menjadi lokasi aksi terorisme. Namun, ia enggan membeberkan detailnya. "Tentu ada titik lain, tapi masa saya ceritakan ke kamu semua," ujarnya mengakhiri.
ISTMAN M.P.