TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sempat mengungkit penangkapan tiga terduga teroris di Surabaya saat menjelaskan urgensi pembentukan badan intelijen Kementerian Pertahanan. Intelijen pertahanan, menurut dia, bisa mendukung penanggulangan terorisme.
"Kita lihat teroris yang di Surabaya, lihat ancamannya. Kemhan seharusnya ngerti (menyadari). Karena itu, intelijen sangat penting," ujarnya di gedung Pancasila, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Juni 2016.
Bila terwujud, kata dia, intelijen Kemhan bisa berfungsi mendeteksi ancaman dini yang berpotensi mengancam keamanan.
"Bagaimana tahu (ada) ancaman kalau intelijen tak ada? Untung saya ngerti. Setiap ada masalah, semua merespons. Urusan pertahanan, tanya Kemhan, untuk lihat hakikat ancaman," tutur Ryamizard.
Tiga terduga teroris yang ditangkap Rabu lalu berencana meledakkan bom pada 17 Ramadan 1437 Hijriah, alias 22 Juni 2016.
Polisi menduga, kelompok teroris tersebut dipengaruhi propaganda radikalisme yang tersebar lewat media sosial. Seorang dari kelompok yang menyasar polisi tersebut bahkan sudah disiapkan menjadi pengantin bom bunuh diri.
Nama mereka, sesuai dengan data yang dirilis polisi, adalah Priyo Hadi Purnomo yang disingkat menjadi PHP, BRN alias Jeffry (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN).
YOHANES PASKALIS
Baca juga:
Teman Ahok Bisa Kecewa? Ini 3 Pemicu Ahok Bakal Kompromi dengan Partai
Begini Rencana Terduga Teroris Meledakkan Bom di Surabaya