INFO BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kepolisian Daerah Jabar akan menggelar operasi Ramadniya 2016 selama arus mudik dan arus balik Idul Fitri 1437 H. Wakil Gubernur Deddy Mizwar meminta seluruh instasi terkait meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi arus mudik Lebaran tahun ini.
“Pengamanannya harus lebih baik dari tahun kemarin agar semua masalah yang timbul jadi minimal,” kata Deddy dalam rapat koordinasi lintas sektoral operasi RAMADNIYA 2016 di Aula Herman Sudjanadiwirja Mapolda Jabar, Bandung pada Kamis, 9 Juni 2016. Hadir dalam rapat tersebut antara lain, Kapolda Jawa Barat, Panglima KODAM III/ Siliwangi, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Kajati dan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat.
Baca Juga:
Menurut Deddy, Jawa Barat adalah daerah perlintasan utama arus mudik di Pulau Jawa dilintasi volume kendaraan yang meningkat tiap tahunnya. Sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas. “Instansi terkait harus mulai melakukan pengecekan perbaikan jalan, rambu-rambu lalu lintas hingga marka jalan,” kata Deddy.
Operasi Ramadniya akan dilaksanakan selama 16 hari, mulai 30 Juni-15 Juli 2016. Operasi ini akan menerjunkan 20.107 personil Polda Jabar dan tambahan personil back up dari Mabes Polri, TNI, instansi terkait dan masyarakat.
Berdasarkan data Operasi Ketupat pada tahun-tahun sebelumnya, Pantura adalah jalur yang memiliki angka kecelakaan tertinggi. Sementara jenis kendaraan yang tercatat sering mengalami kecelakaan lalu lintas yaitu sepeda motor, dan mobil penumpang.
Baca Juga:
Oleh karena itu, Deddy berpesan kepada calon pemudik yang akan menggunakan sepeda motor, sebaiknya beralih ke kendaraan umum. Pemerintah pusat dan daerah, serta perusahaan swasta diminta untuk meningkatkan penyediaan bus mudik gratis. “Untuk meningkatkan keselamatan, seluruh armada angkutan lebaran harus diperiksa kelaikan kendaraan dan kesehatan pengemudinya,” ucap dia.
Menurut Deddy, di jalur mudik perlu didirikan tempat peristirahatan atau rest area, penyiagaan mobil derek, dan alat berat di jalur rawan kecelakaan. Tak hanya itu, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas disiagakan di sepanjang jalur mudik selama 24 jam.
Untuk mengantisipasi kemacetan arus lalu lintas, Deddy meminta agar keberadaan pasar-pasar tumpah yang memakan badan jalan, delman dan becak yang melawan arus, serta angkot yang berhenti di bahu jalan harus menjadi prioritas penertiban. “Siapkan skenario rekayasa arus dan jalur-jalur alternative. Jangan lupa siapkan juga kebijakan pembatasan operasi kendaraan besar pada saat memasuki puncak arus mudik dan arus balik,” kata dia.
Deddy juga mengingatkan, gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) harus menjadi perhatian aparat kepolisian, pamong praja dan instansi terkait. Gangguan Kamtibmas itu antara lain, aksi teror, sabotase, tawuran antar kelompok warga, balapan liar, penyalahgunaan narkoba, pesta miras, petasan dan sweeping tempat hiburan.
Mengenai masalah distribusi kebutuhan pokok dan BBM, lanjut Deddy, aparat keamanan dan instansi terkait harus menjamin kelancaran distribusi. Tujuannya agar tidak terjadi kelangkaan barang di suatu daerah. “Sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dan masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok maupun BBM dengan mudah dan terjangkau,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Bambang Waskito mengatakan, sasaran yang hendak dicapai dalam operasi ini adalah terwujudnya Kamtibmas yang kondusif dan kelancaran arus lalu lintas. “Berkurangnya angka pelanggaran lalu lintas akan mengurangi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal dunia," kata dia.
Sementara itu Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Hadi Prasojo mengatakan, pihaknya siap memback up operasi tersebut. “Kami siapkan 11.885 personil yang siap mengabdikan diri kepada masyarakat dengan ketulusan dan kerja keras agar pelaksanaan operasi ini berjalan aman dan lancar, ” kata dia. (*)