TEMPO.CO, Semarang - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah melakukan sejumlah kebijakan agar maasyarakat menghindari penukaran uang ilegal yang marak terjadi saat mejelang lebaran. Di antaranya memperbanyak layanan penukaran di kantor perwakilan. Bank Indonesia bahkan membuka penukaran keliling ke pasar hingga menempatkan area penukaran khusus di taman kota.
“Beragam cara kami lakukan, di antaranya membuka penukaran langsung di kantor dua pekan sebelum lebaran,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, dalam jumpa pers, Selasa malam 7 Juni 2016.
Ia menjelaskan, BI Jateng yang berkantor di Kota Semarang membuka penukaran di kantornya mulai 20 hingga 30 Juni 2016. “Loket penukaran mulai jam 8 pagi batasan 800 orang per hari. Penutupan jam 12 siang,” kata Iskandar menambahkan.
BI juga menjalin kerja sama dengan perbankan untuk penukaran bersama di area parkir timur Wonderia Semarang mulai 27 hingga 30 Juni 2016. BI menyiapkan penukaran keliling di pasar sementara Johar, Pasar Peterongan, dan sejumlah pasar besar lainnya.
Upaya mempermudah penukaran uang langsung bagi masyarakat itu diakui untuk memotong maraknya penukaran uang secara ilegal yang biasa terjadi di sejumlah jalan strategis. Iskandar menyebutkan penukaran uang itu dianggap ilegal karena merugikan masyarakat karena ada potongan dari nilai uang yang ditukar. “Belum lagi resiko kalau ada pemalsuan uang. Kan malah tambah merugikan,”kata Islandar mengingatkan.
BI memperkirakan kebutuhan uang tunai di Jawa Tengah saat ramadhan dan menjelang lebaran mencapai Rp 19 triliun atau meningkat 9,7 persen dari tahun 2015 lalu.
Perkiraan itu berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi dan perputaran dan perputaran uang di masyarakat. “Khususnya kalangan PNS gaji ke 13 dan 14 pada Juni Juli, serta liburan tahunan lebih banyak dibanding tahun lalu,” kata Iskandar menjelaskan.
EDI FAISOL