TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan segera merealisasi pendirian Universitas Islam Internasional. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan penyempurnaan rencana itu akan dilakukan dalam bentuk peraturan presiden (perpres).
"Rapat hari ini, intinya, kami ingin mempersiapkan lahirnya perpres terkait dengan pendirian Universitas Islam Internasional Indonesia," kata Lukman setelah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu, 8 Juni 2016, di kantor Wapres, Jakarta.
Rapat itu juga dihadiri, antara lain, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Hadir pula cendekiawan muslim Komarudin Hidayat.
Lukman mengatakan ide pendirian universitas tersebut sudah ada sejak dulu. Pemerintah ingin ada universitas Islam bertaraf dunia di Indonesia yang tidak hanya mendalami studi-studi keislaman, tapi sekaligus memperkenalkan kepada dunia bahwa peradaban Islam di Indonesia juga bisa memberikan kontribusi positif dalam menata peradaban dunia.
"Karena itu, perlu dibuat tidak hanya perguruan tinggi, tapi juga pusat studi dalam rangka penanganan peradaban itu," kata Lukman. Komarudin mengatakan realisasi pembangunan universitas itu dilakukan dalam waktu 2-3 tahun. Lokasi yang dipertimbangkan adalah di Cimanggis, Depok.
Meski di Indonesia sudah ada universitas Islam negeri, Komarudin mengatakan, pembangunan Universitas Islam Internasional tetap diperlukan. "Ya kalau Anda punya mobil Camry, apa salahnya punya mobil Mercy dan Alphard?" tuturnya.
Keberadaan universitas internasional tersebut, kata Komarudin, akan membantu memberikan diplomasi kultural dan intelektual kepada dunia. Universitas juga diproyeksikan menjadi lembaga riset. "Jadi, kalau selama ini kita banyak mengirim orang belajar ke Arab, Timur Tengah, Eropa, sekarang kita balik menjadikan Indonesia sebagai kiblat studi," ucapnya.
Dia menambahkan, negara jiran, seperti Singapura, Malaysia, dan Pakistan, sudah memiliki universitas internasional. "Masak Indonesia enggak punya? Di Indonesia cuma banyak LSM-nya," katanya.
AMIRULLAH