TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengancam para penimbun kebutuhan pokok. Ia meminta Kepolisian Daerah Jawa Tengah untuk bertindak. Sikap itu disampaikannya melakukan inspeksi mendadak untuk memantau kebutuhan harga pangan di Pasar Johar, Senin petang, 6 Juni 2016.
“Kalau pengepul memainkan (pasokan), panggil Polda agar ditindak,” kata Ganjar kepada media yang mengikutinya.
Saat ini, Ganjar menilai, kenaikan harga pangan di pasar induk masih terbilang aman. Dia mengatakan hasil pemantauan langsung itu akan dikaji apakah ada sentimen yang dimainkan pelaku pasar. “Mudah-mudahan tak menaikkan (harga) untuk kepentingan individu,” tuturnya.
Menurut Ganjar, upaya untuk menurunkan harga tidak bisa dilakukan dengan pernyataan politik saja. Ini juga berlaku untuk daging sapi di Jawa Tengah, yang harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram. “Ini tak bisa diselesaikan dengan statement saja,” katanya.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia, yang juga anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah, Iskandar Simorangkir, mengatakan data menunjukkan harga terpantau masih wajar.
Namun, dia mencatat, kenaikan harga tertinggi terjadi pada gula pasir dan telur ayam. Harga telur ayam naik sekitar 5 persen atau menjadi Rp 22 ribu per kilogram. “Gula naik 6,44 persen karena stok terbatas,” tutur Iskandar .
Kenaikan harga gula yang tinggi merupakan akibat adanya larangan gula rafinasi masuk, yang menyebabkan industri membeli gula di pasar sehingga mengurangi persediaan. “Karena hanya 11 importir yang boleh mendatangkan gula rafinasi,” ucapnya.
Harga gula akan stabil saat sejumlah pabrik di Jawa Tengah beroperasi, seperti pabrik gula Trangkil, yang sudah mulai berproduksi. “Kemungkinan kebutuhan menjelang lebaran terpenuhi, bahkan kalau terjadi selisih malah bisa diimpor,” katanya.
EDI FAISOL