Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Gagal Selesaikan 10 Kasus Kekerasan Perempuan Ini

image-gnews
Foto karya sejumlah aktivis Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) yang dipajang pada pameran foto bertema
Foto karya sejumlah aktivis Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) yang dipajang pada pameran foto bertema "Ketika Perempuan Bertutur", di Rumah Seni Yaitu, di Semarang, Rabu (4/3). ANTARA/R. Rekotomo
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Sebanyak sepuluh (10) kasus kekerasan terhadap perempuan di beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah, mandek di polisi. Aktivis Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Jawa Tengah, Witi Muntari, menyatakan sepuluh kasus itu itu gagal diusut karena terhambat pembuktian. “Terutama kesulitan mencari pembuktian saksi. Sebab, kasus kekerasan perempuan biasanya tidak ada saksi,” kata Witi, kepada Tempo, di Semarang, Senin (6 Juni 2016).

Akibatnya, para pelaku kekerasan seksual pun umumnya melenggang bebas, tanpa dihukum. Witi menambahkan karena polisi sulit mencari pembuktian maka biasanya perempuan yang menjadi korban, justru dibebani mencari alat bukti sendiri. Sebanyak 10 kasus itu adalah dua kasus kekerasan seksual di Kabupaten Semarang, yang dilaporkan akhir 2014. Kasus yang diduga pelakunya ayah kandung sendiri dan satu lagi tetangga korban, mandek karena minim alat bukti.

Dua kasus lainnya, kekerasan seksual di Kota Semarang, akhir 2014 dan awal 2015. “Satu kasus pelakunya teman main korban, dan satunya lagi tetangga,” kata Witi.

Kasus lainnya, kekerasan seksual di Grobogan, kasus kekerasan dalam rumah tangga di Kota Semarang, empat kasus dan kasus kekerasan dalam rumah tangga di Blora. Dia menyatakan pelaku kekerasan seksual rata-rata orang terdekatnya. Karena dilakukan secara tersembunyi, maka sulit mencari alat bukti saksi.

Witi memperkirakan, kasus kekerasan perempuan yang dilaporkan polisi hanya beberapa, tapi sesungguhnya banyak sekali. “Misalnya, korban tak berani lapor. Korban diintimidasi, ada pula takut aibnya dibuka,” katanya.

Saat ini, Kepolisian Kota Besar Semarang juga mengusut kasus kekerasan seksual yang dialami PR, 11 tahun, anak perempuan pelajar SD di Kota Semarang. Polisi sudah menangkap enam orang pelakunya. Jaringan perempuan di Jawa Tengah mendesak, polisi serius mengusut kasus itu. Kepala Polisi Kota Semarang, Komisaris Besar Polisi Burhanudin berjanji akan mengusut tuntas. "Kami akan bekerja keras mengusut sampai ke akar-akarnya," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Witi, selama ini kasus kekerasan perempuan di Jawa Tengah terbilang banyak. Pada periode November 2014 hingga Oktober 2015, tercatat ada 477 kasus di 35 kabupaten/kota. dengan jumlah korban perempuan 1.227 orang. Dari 477 kasus itu, jumlah pelaku mencapai 712 orang, karena ada beberapa kasus jumlah pelakunya lebih dari satu orang.

Adapun untuk periode November 2015 hingga Februari 2016, terjadi kekerasan perempuan sebanyak 104 kasus dengan jumlah korban perempuan 173 orang. Jenis kekerasannya didominasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 31 kasus dan perkosaan 30 kasus.

Dari 1.227 korban kekerasan terhadap perempuan, 68,38 persen korban mengalami kekerasan seksual, 16,87 persen korban mengalami kekerasan psikis dan 14,75 persen korban kekerasan fisik.

Adapun jenis kekerasan yang dialami perempuan di Jawa Tengah, didominasi kekerasan dalam rumah tangga 201 kasus dengan 201 korban, 94 kasus kekerasan dalam pacaran (KdP) dengan 274 korban, perkosaan 68 kasus dengan 102 korban, prostitusi 48 kasus dengan 479 korban, buruh migran 25 kasus dengan 110 korban, perbudakan seksual 21 kasus dengan 21 korban, pelecehan seksual 13 kasus dengan 19 korban dan trafiking tujuh kasus dengan 21 korban.

ROFIUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hinca Panjaitan Janji Bantu YLBHI Awasi Proses Hukum Kasus Kekerasan Perempuan

1 Agustus 2021

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan, Ahad, 9 September 2018. Partai Demokrat merayakan ulang tahun yang ke-17, bertepatan dengan ulang tahun ke-69 Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Hinca Panjaitan Janji Bantu YLBHI Awasi Proses Hukum Kasus Kekerasan Perempuan

YLBHI telah menangani 145 kasus kekerasan terhadap perempuan sepanjang 2020. Dari ratusan kasus itu, jumlah korban mencapai 239 orang.


YLBHI Catat 145 Kasus Kekerasan Perempuan Terjadi Sepanjang 2020

1 Agustus 2021

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
YLBHI Catat 145 Kasus Kekerasan Perempuan Terjadi Sepanjang 2020

YLBHI mencatat jumlah korban mencapai 239 orang. Paling banyak adalah kasus kekerasan seksual dan pemerkosaan.


UNESCO: Tiga Perempat Jurnalis Perempuan Alami Kekerasan Secara Daring

1 Mei 2021

Pelatihan Jurnalistik Tempo Institute
UNESCO: Tiga Perempat Jurnalis Perempuan Alami Kekerasan Secara Daring

Laporan yang ditugaskan oleh UNESCO dan dilakukan oleh ICFJ ini mensurvei lebih dari 900 jurnalis perempuan dari 125 negara


Ribuan Wanita Turki Demo Minta Erdogan Perhatikan Perlindungan Perempuan

28 Maret 2021

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di depan anggota parlemen dari Partai AK (AKP) yang berkuasa selama pertemuan di parlemen Turki di Ankara, Turki, 10 Februari 2021. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]
Ribuan Wanita Turki Demo Minta Erdogan Perhatikan Perlindungan Perempuan

Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengeluarkan Turki dari perjanjian internasional tentang perlindungan perempuan


Heboh Dylan Sada: Ini Sebab Kekerasan Atas Perempuan Bisa Terjadi

6 Maret 2018

Dylan Sada mengakui ia mempertahankan hubungannya dengan pasangannya karena rasa cinta. Namun harapannya tidak sesuai yang diinginkan, dimana Dylan mendapatkan pelecehan dalam rumah tangga terjadi dalam kehidupan nyata. instagram.com
Heboh Dylan Sada: Ini Sebab Kekerasan Atas Perempuan Bisa Terjadi

Kekerasan atas perempuan kembali terjadi. Kali ini dialami model sekaligus fotografer Dylan Sada. Siapa lagi korbannya? Simak penyebabnya


Model Nyentrik Dylan Sada Alami Kekerasan Fisik

6 Maret 2018

Dylan Sada mengakui ia mempertahankan hubungannya dengan pasangannya karena rasa cinta. Namun harapannya tidak sesuai yang diinginkan, dimana Dylan mendapatkan pelecehan dalam rumah tangga terjadi dalam kehidupan nyata. instagram.com
Model Nyentrik Dylan Sada Alami Kekerasan Fisik

Melalui video dan foto yang diunggah di akun Instagramnya kemarin, Dylan Sada menceritakan alasan dirinya membuka pengalaman pahit tersebut di medsos


Kasus Kekerasan Seksual di Jawa Tengah Meningkat  

14 Juni 2016

Aksi Nyala 1000 Lilin Bagi Korban Kekerasan Seksual. TEMPO/Budi Purwanto
Kasus Kekerasan Seksual di Jawa Tengah Meningkat  

Kepolisian Daerah Jawa Tengah mencatat terdapat 51 kasus kekerasan seksual yang ditangani polisi.


Seribuan Perempuan di Jawa Tengah Jadi Korban Kekerasan

19 Agustus 2015

TEMPO/Aditia Noviansyah
Seribuan Perempuan di Jawa Tengah Jadi Korban Kekerasan

Sebanyak 16 perempuan korban kekerasan di Jawa Tengah meninggal.


Hari Kartini, Perempuan Dinilai Masih Terpuruk  

26 April 2013

Komite Aksi Perempuan melakukan aksi simpatik terhadap perempuan bertepatan  dengan hari Kartini di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/4). Aksi tersebut mengajak perempuan Indonesian untuk ekspresikan marahmu terhadap pelaku kejahatan seksual dan diskriminasi. TEMPO/Dasril Roszandi
Hari Kartini, Perempuan Dinilai Masih Terpuruk  

Kekerasan terhadap perempuan, angka kematian Ibu, dan perceraian akibat poligami meningkat.


Garut Tempati Posisi ke Empat Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan  

5 Oktober 2010

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). TEMPO/Yosep Arkian
Garut Tempati Posisi ke Empat Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan  

Hal ini terkait angka kekerasan yang cukup tinggi yaitu 71 kasus selama kurun 2009-2010.