TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta kepada Nahdlatul Ulama agar konsisten dengan cita-cita pendirinya. Menteri Ryamizard menilai tujuan utama dari berdirinya NU ialah menjaga kesatuan negara Indonesia. "NU sudah berjuang dan nasionalismenya luar biasa," katanya dalam acara Silaturahmi Menhan Bersama Nahdlatul Ulama di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin, 6 Juni 2016.
Ia memandang situasi bangsa Indonesia sudah berubah banyak pascareformasi. Salah satu yang menjadi sorotan Menhan ialah isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) serta paham komunisme. Menurut Ryamizard, tak masalah bila paham itu berkembang di luar Indonesia tapi tidak di Indonesia. Ia ingin NU bisa dijadikan rujukan dan tempat bertanya dalam hal agama.
Menanggapi isu kebangkitan paham komunisme dan Partai Komunis Indonesia, lanjut Ryamizard, pemerintah mesti mewaspadainya. Menurut dia, bukan soal suka atau tidak suka dengan komunisme, tapi pemberontakannya. "Mereka (PKI) berontak," ucapnya.
Dengan masih berlakunya ketetapan MPR Nomor 25 Tahun 1966 tentang larangan penyebaran paham komunis, lanjutnya, pelaku bisa dihukum. Di sisi lain, Ryamizard menilai, pemerintah tidak perlu meminta maaf atas tragedi 1965. Pasalnya, ada tragedi 1948 yang juga dilakukan PKI. "Kalau meminta maaf nanti akan ada hitung-hitungan lain," ucapnya.
Ke depan, Ryamizard ingin menggalakkan program bela negara. Tujuannya untuk mencegah paham radikalisme. Lebih lanjut, program bela negara ternyata diminati beberapa negara Eropa. Ia mengatakan bela negara diminati Eropa pascaserangan bom di Eropa. "Mereka sadar pentingnya nasionalisme," katanya.
ADITYA BUDIMAN