Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Gila Dipasung, Komnas HAM: Keluarga Malu

image-gnews
Suhananto (30 tahun), penerita gangguan mental duduk di dalam kurungan di kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, 26 Maret 2016. Lebih dari 400 orang menderita cacat psikososial di Ponorogo. Ulet Ifansasti/Getty Images
Suhananto (30 tahun), penerita gangguan mental duduk di dalam kurungan di kecamatan Jambon, Ponorogo, Jawa Timur, 26 Maret 2016. Lebih dari 400 orang menderita cacat psikososial di Ponorogo. Ulet Ifansasti/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Madiun – Koordinator Subkomisi Pemantauan dan Investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Siane Indriani, mengatakan ada dua kendala yang menyebabkan orang sakit jiwa hidup dalam pasungan. "Pertama pada pelaksananya mulai dari kepala desa, dinas sosial, dan dinas kesehatan. Kedua pada keluarganya,’’ kata Siane saat dihubungi Tempo, Senin, 6 Juni 2016.

Menurut dia, koordinasi para pihak tersebut belum berjalan maksimal sehingga program penyembuhan yang dijalankan pemerintah berjalan lambat. Pihak keluarga, Siane melanjutkan, kurang memahami bahwa sakit jiwa bisa diobati secara medis.

Mereka juga merahasiakan apabila ada anggota keluarganya yang mengalami masalah disabilitas jiwa. "Karena malu dan mengganggap penyakit ini adalah kutukan,’’ ujarnya.

Di sisi lain, pihak pemerintah desa, kelurahan dan instansi terkait lainnya kesulitan mendata orang yang mengalami gangguan jiwa. Kondisi ini, kata Siane, berpengaruh pada minimnya jumlah pasien disabilitas jiwa yang dirawat di rumah sakit.

Di Jawa Timur yang melaksanakan program bebas pasung, misalnya, kapasitas maksimal Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya sebanyak 300 pasien namun hanya terisi 200 orang. Jumlah pasien yang diketahui Komnas HAM pertengahan Mei lalu berbanding terbalik dengan program pemberian obat gratis yang dijalankan rumah sakit setempat.

RSJ Menur Surabaya, merupakan salah satu tempat yang didatangi tim Komnas HAM saat melakukan investigasi orang sakit jiwa dalam pasungan bulan lalu di Jawa Timur. Sebelum ke sana, Siane dan beberapa staf Komnas HAM mendatangi warga yang mengalami disabilitas jiwa di Ponorogo, Blitar, Lamongan, dan Sampang.

Menurut Siane, dari kunjungan ke sejumlah kabupaten itu pihaknya mengetahui beberapa penyebab lain sehingga pemasungan orang sakit jiwa masih ada. Dari 14 orang yang dikunjungi mayoritas karena keluarganya takut orang disabilitas mengamuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sehingga keluarganya memilih mengambil jalan pintas dengan memasung. "Keluarga tidak sabar. Padahal, pengobatan bagi mereka butuh waktu lama dan bisa saja seumur hidup,’’ kata Siane.

Ketidaksabaran keluarga dalam proses pengobatan orang sakit jiwa, katanya, karena terbentur masalah biaya. Mayoritas di antara mereka hidup di bawah garis kemiskinan dan hanya ditopang oleh seorang nenek yang sudah renta. Kondisi ini seperti yang diketahui Komnas HAM di Desa Bulurejo, Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Ponorogo.

Suyatno, kepala dusun setempat mengatakan tiga warganya yang menderita sakit jiwa sengaja dibelenggu oleh keluarganya karena membahayakan orang lain. Saat belenggu dilepas, mereka sering mengamuk dengan memecah kaca rumah dan memukuli warga. "Kami berharap, kalau memang mereka bisa disembuhkan, ya, disembuhkan. Kalau tidak, agar kesejahteraan keluarga ditingkatkan,” katanya.

Penderita sakit jiwa, kata Suyatno, hidup di bawah garis kemiskinan. Keluarga tidak bisa memeriksakan penderita tersebut ke rumah sakit khusus secara rutin karena terbentur biaya. Bahkan dua di antara penderita hanya hidup bersama ibunya yang sudah renta.

NOFIKA DIAN NUGROHO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

18 Februari 2024

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) menunjukkan jari yang telah dicelupkan tinta  saat simulasi Pemilu 2024 di Pondok Rehabilitasi Sosial Zamrud Biru, Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 13 Februari 2024. Simulasi ini untuk memberikan edukasi kepada pasien ODGJ yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan berdasarkan data KPU Kota Bekasi terdapat 1.095 ODGJ yang memilki hak suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Gejala Awal Orang dengan Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan

Psikolog mengatakan umumnya gejala awal orang dengan gangguan jiwa ialah perubahan emosi maupun perilaku yang mendadak dan cenderung ekstrem.


Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

17 Februari 2024

Warga binaan duduk saat menggu panggilan untuk memberikan suara pada pemilu 2024 di TPS 021 dan TPS 022 yang berada di lingkungan Panti Bina Laras Sentosa 3, Jakarta Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 250 pemilih berstatus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sekaligus warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 memberikan suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Psikolog Ungkap 3 Penyebab Orang Alami Gangguan Jiwa

Psikolog menjelaskan ada tiga faktor penyebab gangguan jiwa, mulai dari keturunan hingga paparan lingkungan.


Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

16 Februari 2024

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) Pondok Rehabilitasi Sosial Jamrud Biru menunjukkan surat suara pada Pemilu 2024 di TPS 049 Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 14 Februari 2024. Sebanyak 97 pasien ODGJ Jamrud Biru yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) menggunakan hak suara pada Pemilu 2024 di 8 TPS. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Jangan Minta ODGJ yang Baru Pulih Hidup seperti Dulu atau Kondisinya akan Memburuk Lagi

Jangan menuntut ODGJ yang sudah dinyatakan pulih dengan obat untuk kembali hidup sempurna. Ini yang perlu dipahami keluarga pasien.


Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

14 Februari 2024

ilustrasi stres (pixabay.com)
Caleg Stres dan Depresi karena Gagal di Pileg 2024, Begini Penanganannya

Apa saja layanan psikologis yang disediakan sejumlah rumah sakit melayani para caleg stres dan depresi akibat gagal dalam Pileg 2024?


Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

13 Februari 2024

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid

Psikiater menuturkan gangguan mental setelah Pemilu 2024 dapat memperparah kondisi pemilik komorbid. Ini yang perlu dilakukan.


Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

8 Februari 2024

ilustrasi stres (pixabay.com)
Risiko Caleg Stres dan Alami Gangguan Jiwa Setelah Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Menjelang Pemilu 2024, beberapa kota termasuk DKI Jakarta dan Cianjur sediakan layanan kesehatan jiwa bagi caleg stres karena gagal terpilih.


RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

8 Februari 2024

RSKD Duren Sawit. Foto : X
RSKD Duren Sawit Jadi Rujukan untuk Caleg Alami Stres dan Gangguan Jiwa di Pemilu 2024, Ini Profilnya

Dinkes DKI Jakarta mengantisipasi penanganan caleg alami gangguan jiwa pasca Pemilu 2024, rujukan di RSKD Duren Sawit.


Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

6 Februari 2024

Evakuasi mayat perempuan dalam sebuah kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Selasa, 16 Januari 2024. Sumber: Istimewa
Kasus Mayat Dalam Kontainer di Tanjung Priok, Korban Memiliki Riwayat Gangguan Jiwa

Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak masih menyelidiki kasus mayat dalam kontainer ini soal bagaimana korban masuk ke peti kemas.


Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

21 Desember 2023

Ketua KPU Hasyim Asy'ari saat mengumumkan penetapan pasangan Capres dan Cawapres di Kantor KPU, Jakarta, Senin, 13 November 2023. KPU menetapkan tiga pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yaitu; Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming untuk Pemilu serentak 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ketua KPU: Orang dengan Gangguan Jiwa Dapat Hak Pilih

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menjelaskan teknis keterlibatan masyarakat dalam Pemilu 2024, khususnya pemilih yang ODGJ.


Kemenko PMK: Tak Cuma Stunting, Kesehatan Jiwa Juga Perlu Perhatian Khusus

12 Desember 2023

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Kemenko PMK: Tak Cuma Stunting, Kesehatan Jiwa Juga Perlu Perhatian Khusus

Kemenko PMK menyebut isu-isu terkait kesehatan jiwa seharusnya menjadi salah satu isu sentral seperti halnya stunting karena berhubungan dengan SDM.