TEMPO.CO, Bandung - Matahari belum terlalu tinggi saat kami memulai perjalanan menuju puncak Gunung Putri di kawasan Lembang, Jawa Barat, Ahad, 5 Juni 2016. Bersama komunitas pecinta lingkungan Sahabat Hutan Bandung, Tempo menjelajah punggung gunung setinggi 1.587 mdpl ini hingga ke puncaknya, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Internasional.
Setelah membayar tiket masuk Rp 7.500 per orang, kami mulai menapaki jalan berbatu. Sekitar 100 meter dari pintu tiket masuk, jalan tanah tak lagi rata. Jejak berupa parit-parit yang cukup dalam ditinggalkan oleh roda-roda mobil jip dan motor trail.
Semakin masuk ke hutan pinus, kerusakan makin parah. Tak hanya menggaruk tanah merah, roda kendaraan bermotor membuat jalan rusak parah dan sulit dilalui, bahkan oleh pejalan kaki. Jalan selebar 4 meter itu berubah menyerupai sungai kering dengan kedalaman hingga 2 meter.
Asep, pesepeda yang ikut dengan rombongan, mengeluh karena kerusakan jalan itu membuatnya nyaris menyerah saat menggowes menuju puncak gunung. "Jalannya rusak parah, mustahil bisa mengendarai sepeda di jalur seperti ini," katanya. Asep, yang tinggal di Lembang, mengatakan 10 tahun lalu kawasan Gunung Putri-Sukawana menjadi jalur favorit pesepeda gunung.
Tak hanya Gunung Putri, hal serupa ditemui di hutan-hutan pegunungan sekitar Bandung Raya. Kerusakan terjadi baik di kawasan utara maupun Bandung selatan. Kondisi ini membuat sejumlah pecinta lingkungan sepakat membentuk komunitas Sahabat Hutan Bandung. "Hutan-hutan di sekitar Bandung merana karena eksploitasi berlebihan. Kami berkomitmen bersama-sama melindungi kawasan tersebut," kata Andrew McCoulloch, ekspatriat asal Australia yang juga menjadi inisiator komunitas ini.
Inisiator lainnya, Anwar Holid, menambahkan, anggota komunitas Sahabat Hutan Bandung terdiri atas orang-orang dengan beragam profesi. Meski berbeda latar belakang, mereka memiliki hobi yang sama. "Kami suka jalan-jalan ke hutan. Untuk itu, kami ingin mengajak masyarakat dan menggugah kesadaran mereka bagaimana memperlakukan hutan," ujarnya saat ditemui di tempat yang sama.
Sahabat Hutan Bandung sengaja menggelar field trip ke Gunung Putri untuk menyaksikan langsung kerusakan di kawasan tersebut. Beberapa kali, rombongan bertemu dengan pengunjung bermotor yang hilir mudik menimbulkan polusi udara dan suara.
Di kawasan Bandung Utara, Gunung Putri termasuk tujuan yang cukup populer bagi penggemar olah raga hiking. Dari puncaknya, sejauh mata memandang ke arah selatan Lembang Bandung, terlihat keindahan Patahan Lembang yang membentang 22 kilometer dari timur hingga barat di kawasan utara Kota Bandung.
Dengan latar kawasan Lembang, susunan-susunan batuan yang menjulang menjadi tebing terlihat kokoh dan eksotis. Dari atas puncak gunung, pengunjung bisa melihat bukit-bukit yang berjejer lurus dari lereng Gunung Palasari melewati kawasan Maribaya, Lembang, hingga Cisarua-Cimahi.
Satu lagi obyek favorit di Gunung Putri adalah benteng perang peninggalan Belanda. Bob Holland, anggota Sahabat Hutan, mengatakan situs ini sangat menarik, baik dari sisi lokasi maupun sejarahnya. "Bisa punya daya jual tinggi untuk turis jika direstorasi dan dirawat dengan baik," ujar penggemar hiking asal Australia itu.
DEWI RINA