TEMPO.CO, Blitar – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berziarah ke makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jumat, 3 Juni 2016.
Selama hampir satu jam, Mega berdoa di pusara Bung Karno. Dia didampingi Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Sekjen Ahmad Basarah, serta sejumlah elite partai, seperti Djarot Saiful Hidayat, Andreas Pareira, Ari Batubara, dan Ribka Tjiptaning.
Setelah berziarah Mega bergegas memasuki mobil menuju rumah dinas Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. Megawati tidak menyapa masyarakat yang memenuhi area makam. Padahal ibu-ibu berteriak-teriak memanggil namanya saat hendak masuk ke mobil.
Sekjen Hasto Kristiyanto juga buru-buru menenggelamkan diri ke dalam mobil, tepat di kursi depan Megawati. Melalui isyarat tangan, dia menolak permintaan wawancara kepada awak media yang menanti sejak pagi.
Tak hanya di dalam area makam, puluhan aparat Kepolisian Resor Kota Blitar juga mengisolasi ruas jalan menuju makam. Petugas menghadang seluruh pengunjung yang hendak berziarah ke makam Bung Karno, baik menggunakan kendaraan maupun pejalan kaki.
Selain memagar betis area makam, polisi juga memasang pagar besi di ruas jalan utama menuju kompleks makam. Akibatnya arus lalu lintas sempat meluber ke jalan-jalan kecil yang menjadi alternatif pengalihan jalur. “Ibu Megawati tidak mau diliput,” kata seorang anggota polisi wanita.
Wakil Sekretaris Jenderal Ahmad Basarah yang menerima kedatangan Tempo di rumah dinas Wali Kota Blitar mengatakan kunjungan Megawati murni berziarah.
Dia juga baru mengetahui jika pengamanan yang dilakukan di luar makam sangat ketat. Polisi bahkan menutup total seluruh ruas jalan di depan rumah dinas yang menjadi akses utama Blitar-Malang. “Ini merupakan kunjungan kultural Ibu Megawati ke makam sebelum puasa. Tidak ada agenda lain,” kata Ahmad.
HARI TRI WASONO