TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tidak menggubris keluhan para sopir angkutan kota di Kota Bandung yang menilai kehadiran bus sekolah gratis menghancurkan pendapatan mereka. Pria yang akrab disapa Emil ini pun secara tegas memerintahkan agar operasional bus sekolah gratis tidak berhenti.
"Jalan terus," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Pasar Caringin, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jumat, 2 Juni 2016.
Ridwan Kamil menjelaskan, bus sekolah gratis dibuat bukan untuk mematikan perekonomian sopir angkot melainkan sepeda motor yang saat ini mudah dimiliki setiap orang. "Musuhnya bus dan angkot itu kan motor sebenarnya. Kita sedang menggaet orang tua - orang tua yang mengantar (sekolah) pakai motor ke kendaraan umum apakah bus atau angkot," ucapnya.
Selain itu, Ridwan Kamil mengklaim pihaknya sudah berupaya keras untuk mempopulerkan kembali angkot ke masyarakat dengan program 'Jumat Ngangkot' yang diluncurkan beberapa pekan lalu. "Ini mah urusan prinsip saja. Kita ada Jumat Ngangkot juga untuk mempromosikan angkot dan konsumen busnya juga," tuturnya.
Ridwan Kamil menilai wajar kebijakannya yang saat ini berpihak kepada anak-anak sekolah mendapat tentangan dari sopir angkot. "Ya itu dinamika demokrasi. Tidak enaknya jadi pemimpin. Ya kadang kadang ide yang sederhana, ide yang baik, tidak diterima dengan logika-logika yang mudah dipahami.”
Sebelumnya, ratusan sopir angkutan kota dari sejumlah trayek di Kota Bandung berunjuk rasa di kantor Wali Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kamis, 2 Juni 2016. Mereka menuntut pemerintah daerah memberhentikan layanan bus sekolah gratis dan Trans Metro Bandung.
Kordinator aksi, Rosadi, 51 tahun, mengatakan unjuk rasa dan mogok massal itu merupakan bentuk protes akibat turunnya pendapatan sopir angkot. Menurut mereka bus sekolah gratis dan Trans Metro Bandung jadi penyebab merosotnya pendapatan. "Pendapatan kami turun 80 persen sejak dari tiga bulan yang lalu," kata dia.
Akibat kondisi tersebut para sopir angkot menuntut Pemerintah Kota Bandung menghapus pengoperasi moda transportasi massal. "Selama ini penumpang kami anak sekolah, tapi sekarang direbut. Kalau masyarakat umum kebanyakan pakai motor," ucapnya.
Selain melakukan unjuk rasa, sejumlah sopir juga menghadang angkot yang masih beroperasi. Penyisiran tersebut dilakukan di kawasan Jalan Merdeka dan Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung. Mereka memaksa kepada sesama supir angkot agar berhenti beroperasi.
PUTRA PRIMA PERDANA