Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mangara Siahaan, Sosok dan Saksi Sejarah Perjuangan Megawati

image-gnews
Mangara dan Megawati Soekarnoputri pada Kongres PDI Perjuangan 1999 di Bali. dok.Tempo
Mangara dan Megawati Soekarnoputri pada Kongres PDI Perjuangan 1999 di Bali. dok.Tempo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Mangara Monang Siahaan, aktor senior dan politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tutup usia pada pukul 04.00 WIB, Jumat 3 Juni 2016 di Rumah Sakit Siloam, TB Simatupang, Jakarta Selatan.  Mangara menghembuskan nafas terakhirnya setelah sepekan dirawat karena penyakit Myelodysplastic Syndrome atau Sindroma Mielodisplast, yang dideritanya.

"Sudah sejak Januari lalu Bapak menderita penyakit kelainan darah itu," kata Carter Siahaan, anak kedua Mangara saat dihubungi Tempo, Jumat 3 Juni 2016.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, Mangara Siahaan adalah saksi sejarah Megawati Soekarnoputri di awal-awal keputusannya terjun ke politik praktis, masuk Partai Demokrasi Indonesia hingga turbulensi politik demokrasi di masa orde baru.  Ia menjadi saksi mata Megawati membangun PDI Perjuangan, dan mengawali transisi demokrasi di negeri ini.

Lahir di Pematang Siantar, 19 April 1947, Mangara yang juga aktor pemain film yang  pernah populer dengan film Binalnya Anak Muda ini adalah orang dekat Megawati dan Taufiq Kiemas, yang tiap hari-hari mengawal keduanya mengambil keputusan politik bagi perkembangan demokrasi termasuk mengantarkan Megawati ke Istana, memimpin Indonesia.

Ia menemani Megawati mendengarkan suara rakyat, dan memperjuangkan perbaikan bagi negeri ini.  Mangara adalah  tangan dan sahabat Megawati, ketika putri Bung Karno itu tak lagi di Istana, memperjuangkan Indonesia memasuki babak baru, termasuk memilih dan mengantarkan Joko Widodo menjadi Presiden.

SIMAK: Aktor dan Politikus Senior Mangara Siahaan Tutup Usia  

Salah satu bukti sejarah adalah, bagaimana Mangara menjadi saksi ketika putri Bung Karno itu mengawali seluruh proses perjalanan politiknya menuju Istana Merdeka. Kepada Tempo dalam beberapa kali pertemuan, Mangara menuturkan kisah sejarah yang terjadi pada 1987.

Suatu hari, Mangara diajak Megawati pergi ke rumah Nyonya Supeni, Ketua Partai Nasionalis Indonesia. Di situ, ternyata sudah ada para sesepuh tokoh nasionalis, yang berkumpul menunggu Megawati. Rumah Supeni berada di Jalan Sriwijaya II nomor 19 Jakarta Selatan itu tidak asing bagi Mangara, karena ia sering ke rumah itu.

Ada sekitar 20 orang yang duduk di ruang tamu, meluber ke ruang tengah. Mereka diantaranya BM Diah, Manai Sophiaan, Abdul Madjid dan banyak tokoh lagi berdiri. Setelah bersalaman, Megawati duduk di tengah, dengan bibir senyum. Setelah berbasa-basi sebentar, Megawati lalu bertanya maksud ia diundang dalam pertemuan para sesepuh, sore itu. "Ada apa Om dan Tante memanggil saya?" Megawati bertanya seperti ditirukan Mangara kepada Tempo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suasana hening sejenak. Lalu Supeni menjelaskan bahwa mereka ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Megawati yang diwakili Manai Sophiaan. Ternyata ayah Sophan Sophiaan itu ditunjuk sebagai juru bicara para sesepuh nasionalis pada sore itu untuk bertanya kepada Megawati.

Sejenak kemudian Manai Sophiaan mengajukan pertanyaan. " Anak kami mau kemana? kok masuk PDI zaman Soeharto." Berceritalah para tokoh ini, tentang kekhawatiran mereka akan situasi politik terakhir. Mereka mencemaskan, mengapa Megawati terjun ke dunia politik dan masuk PDI, partai yang sepenuhnya masih di bawah kendali orang-orang anti Soekarno dan yang berkolaborasi dengan rezim Soeharto. Lagipula, kabarnya ada komitmen keluarga Bung Karno untuk tidak masuk politik praktis.

Banyak yang cemas, jika Megawati masuk, sikapnya akan terkontaminasi, apalagi jika kemudian bisa larut dalam permainan yang dikembangkan lawan politiknya. Dan jika Megawati masuk dalam permainan politik, posisi Megawati sebagai simbol perjuangan Bung Karno akan semu.

Mega hanya tersenyum.  Ketika penjelasan itu selesai, Megawati lalu berkata menyambut. " Sudah bicaranya? Aku naar Merdeka Utara," kata Megawati. Naar Merdeka Utara, dalam bahasa Belanda merujuk kawasan Rijswijk di jalan Merdeka Utara, Istana Presiden. Jawaban penuh optimisme ini, kemudian mengantarnya menjadi Presiden RI ke-5.

Jawaban Megawati yang ringkas dan tegas membuat ruangan menjadi hening. Peristiwa itu hanya berlangsung beberapa menit, dan tak ada pertanyaan. Supeni langsung menutup silaturahmi dengan jamuan makan. Padahal pertemuan ringkas itu, belakangan Mangara  tahu pertemuan itu telah dirancang berhari-hari.  

Menurut Mangara, Megawati sudah  keputusannya masuk politik pada awal 1987  tentu bukan asal masuk.  Ia mengaku menyakini, Megawati memiliki agenda dan mimpi ketika memutuskan melangkah ke dunia politik, termasuk mengajak Mangara dan sejumlah anak muda seperti artis Sophan Sophiaan ikut bergabung.

" Dan kenyakinan itu terjawab di awal tahun 1987, dan saya tak pernah mengira, saya menjadi saksi sejarah yang hidup, dan mengawali seluruh proses perjalanan politik Megawati hingga sampai Istana Merdeka, kelak. " kata Mangara.

WIDIARSI AGUSTINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

44 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.


Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

44 hari lalu

Susi Pudjiastuti berbincang dengan mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin juga disebut sebagai
Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.


Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

44 hari lalu

Susi Pudjiastuti meluapkan rasa rindunya pada mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada tahun 1970-1975. TEMPO/Prima Mulia
Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.


Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Ignas Kleden. TEMPO/Subekti
Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.


HUT PDIP ke-51, Selain Megawati Berikut Beberapa Tokoh Pendiri PDI Perjuangan

10 Januari 2024

Kwik Kian Gie. Dok.TEMPO/ Santirta M
HUT PDIP ke-51, Selain Megawati Berikut Beberapa Tokoh Pendiri PDI Perjuangan

HUT PDIP ke-51, selain Megawati Soekarnoputri terdapat beberapa tokoh lainnya yang menjadi pendiri PDIP Kwik Kian Gie, Sophan Sophiaan, Panda Nababan


Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Masyarakat Adat Suku Sentani dan seluruh masyarakat Kampung Harapan di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua melakukan prosesi tangisan meratap (hela-hili) di depan Gedung Stadion Lukas Enembe dan Gereja GKI Filadelfia di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis, 28 Desember 2023. ANTARA/Agustina Estevani Janggo
Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.


Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Ketua Umum PP PPAD, Letjen TNI Purn Doni Monardo menerima silaturahmi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Marsekal Muda TNI Wahyu Hidayat Soedjatmiko, Wadan Paspampres Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto, beserta jajaran di Aula Soerjadi, Gedung PPAD Jalan Matraman Jakarta Timur Selasa 24 Januari 2023. Foto Istimewa
Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.


Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Doni Monardo melakukan donor plasma konvalesen setelah 17 hari dinyatakan sembuh dari Covid-19. Foto: BNPB
Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.


Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

26 Agustus 2023

Arist Merdeka Sirait. Instagram
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

Arist Merdeka Sirait meninggal dalam usia 63 tahun pada pukul 08.30 WIB di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.


Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

10 Juli 2023

Luis Suarez. Wikipedia
Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

Luis Suarez merupakan pesepak bola yang aktif di era 50 hingga 70-an dan pernah menyabet Ballon d'Or, pernah memperkuat Barcelona dan Inter Milan.