Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demo Dukung NKRI di Papua, Pasar dan Swalayan Sempat Tutup

image-gnews
TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan

TEMPO.CO, Jayapura- Massa yang menamakan diri Barisan Rakyat Pembela NKRI (BARA NKRI) melakukan aksi demonstrasi damai hari ini, 2 Juni 2016. Massa BARA NKRI menuntut agar organisasi-organisasi massa yang bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila dibubarkan karena merongrong keutuhan NKRI di Tanah Papua.

Wakil Ketua BARA NKRI, Umar saat ditemui Jubi di Lapangan Trikora mengatakan aksi yang mereka lakukan tersebut bukan atas dasar paksaan, bukan tandingan atau punya kepentingan.

“Selama ini kami selalu diam dan saat ini kami mau menunjukan kepada Papua bahwa kami ini ada dan tetap mendukung agar Papua masuk dalam bingkai NKRI,” katanya.

Umar mengatakan, massa yang datang pada hari ini datang dari berbagai elemen masyarakat yang intinya mengajak seluruh lapisan masyarakat Papua guna membangun Papua semakin baik lagi ke depannya.

“Kalau kita berbicara masalah merdeka, bicara masalah referendum maka kita mundur jauh kebelakang. Mari kita dukung pemerintah dan mendukung secara penuh program Otsus untuk membangun Papua lebih damai dan sejahtera,” ujarnya.

Umar  menambahkan pihaknya sama sekali tidak mengenal yang namanya 1 Desember yang ada hanya  1 Mei yakni hari pemersatu bangsa  yang merupakan hari integrasi.

“Kami juga dalam aksi ini menuntut kepada pemerintah Inggris untuk menangkap Benny Wenda dan diserahkan ke pemerintahan Indonesia karena yang bersangkutan adalah DPO,” ujar Umar.

Sejumlah toko di Pasar Yotefa dan swalayan yang ada di wilayah Abepura dan sekitarnya terlihat tutup sejak pagi hari. Hal ini dikarena, surat edaran yang diedarkan di Pasar Yotefa kemarin untuk  demo damai.

Marten Sremsrem seorang petugas keamanan pasar  dari Dinas Perindakop Kota Jayapura, mengatakan walaupun sudah ada imbauan dari kepala pasar bahwa Pasar Yotefa tetap dibuka,  namun para pedagang lebih memilih menutup lapaknya untuk berpartisipasi dalam aksi demo damai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Bukan hanya itu saja, para pengunjung di pasar ini juga sepi, tidak seperti hari-hari biasanya. Para pedagang dari Arso yang biasanya subuh sudah berada di pasar tetapi hingga saat ini tidak ada satupun pedagang dari Arso yang datang,” katanya kepada Jubi.

Dalam selebaran ajakan demo, BARA Pembela NKRI meminta semua elemen baik suku, agama dan kelompok profesi turun jalan menyuarakan NKRI. BARA Pembela NKRI juga meminta maaf apabila aktivitas bisnis terganggu sejenak dalam selebaran yang dibagikan kepada masyarakat H-1 sebelum aksi demo damai.

“Kita korbankan  waktu sejenak untuk menciptakan iklim perekonomian yang lebih baik dalam jangka panjang. Mari kita hormati saudara-saudara kita  yang menyuarakan NKRI,” begitulah bunyi selebaran tersebut.

Seorang warga menjadi korban pemukulan di Lapangan Trikora saat massa aksi BARA Pembela NKRI mempersiapkan aksi pawai menuju Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP).

“Saya haya tanya saja, dong demo ini untuk apa. Tiba-tiba ada yang pukul saya. Dari lapangan langsung datang beberapa orang juga mau pukul. Untung ada polisi,” kata Mama Hendrika Kowenik, kepada Jubi di depan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Cenderawasih (Uncen).

Ia menambahkan, orang-orang yang memukuli dia juga menarik baju dan rambutnya.Mama Hendrika mengaku bukan cuma dia yang dipukul. Seorang laki-laki yang memboncengi dia juga sempat dipukul. Laki-laki itu kemudian lari melihat banyak orang yang datang menuju dia.

Mama Hendrika yang ditemui Jubi sedang menangis di depan FKM ini juga mengaku ia sempat akan dibawa oleh polisi untuk diamankan di Polsek Abe. Tapi entah kenapa, dia diturunkan di depan FKM. “Dorang hanya antar saya dari Lapangan Trikora sampai depan FKM Uncen ini saja,” ungkap Mama Hendrika.

TABLOIDJUBI.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

5 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

5 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

5 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

5 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

5 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

34 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

34 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

35 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.


16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

35 hari lalu

Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com
16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

Menurut Humas Polres Metro Jakarta Pusat, aksi demonstrasi di DPR semalam berujung anarkis.


Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

35 hari lalu

Massa dari berbagai elemen menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Dalm aksi tersebut mereka mendesak kepada DPR RI untuk menggunakan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 sekaligus rasa keprihatinan maraknya nepotisme dan ancaman matinya demokrasi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

Sejak awal Maret 2024, Gedung DPR beberapa kali menjadi tempat unjuk rasa terkait politik dinasti, pemakzulan Jokowi, Pemilu 2024. Ini rangkaiannya.