TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise mengatakan banyaknya kekerasan yang terjadi pada anak saat ini adalah wujud krisis pengasuhan anak. Yohana mencontohkan kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, 14 tahun, di Bengkulu pada April 2016.
"Itu yang salah sebenarnya adalah orang tuanya. YY ditinggal orang tuanya ke kebun. Dia di rumah sendirian," ujar Yohana saat rapat kerja gabungan bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 30 Mei 2016.
Ini berakibat, kata Yohana, Yuyun minim pengawasan dan perlindungan. "Anak jadi mangsa pelaku. Fungsi perlindungan terhadap anak harusnya diperhatikan," katanya. Selain krisis pengasuhan anak, menurut Yohana, saat ini juga jelas terjadi krisis kepedulian terhadap anak dan krisis penegakan hukum.
Yuyun adalah seorang siswa sekolah menengah pertama yang ditemukan tewas di dasar jurang sedalam 20 meter di pinggir hutan Desa Kasie Kasubun, Padang Ulak Tanding, Rejang Lebong, Bengkulu, 4 April lalu. Kasus Yuyun menjadi sorotan banyak pihak lantaran gadis belia itu diperkosa secara bergiliran oleh 14 lelaki, tujuh di antaranya anak di bawah umur.
Pernyataan Menteri Yohana yang menyalahkan orang tua Yuyun itu dikeluhkan oleh Maman Imanul Haq, anggota Komisi VIII DPR. "Tiba-tiba Ibu salahkan orang tua, ini menyakitkan. Kami kecewa dengan pernyataan itu," ucap Maman.
Adapun Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Anang Iskandar mengatakan, secara umum, sumber masalah kekerasan anak utamanya adalah keluarga. "Kalau masalah keluarga sudah tertata dengan baik, keluarga jadi surga bagi penghuninya, maka enggak akan ke mana-mana anaknya," ujar Anang.
Selanjutnya, Anang menyoroti kasus kekerasan seksual yang disebabkan maraknya akses pornografi, khususnya dari Internet. "Kalau keluarga bisa membentengi, anak tidak akan lari ke sana, jadi itu akar masalahnya," katanya.
GHOIDA RAHMAH