TEMPO.CO, Bandung - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kasbani meminta permukiman penduduk korban banjir bandang di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Jawa Barat, agar dikosongkan.
“Kalau terjadi hujan besar, masih ada potensi untuk banjir bandang susulan,” kata Kasbani saat dihubungi Tempo, Jumat, 27 Mei 2016.
Kasbani mengatakan PVMBG sudah mengirim tim untuk memeriksa bencana banjir bandang itu. Dari pemeriksaan, banjir bandang disebabkan material tanah dan kayu dari tebing yang longsor menutup badan sungai saat hujan deras di malam kejadian itu.
“Longsor itu membendung sungai, dan lama-lama air makin besar dan (material longsoran yang membendung sungai) tidak kuat menahan itu akhirnya jebol mengakibatkan banjir bandang,” kata Kasbani.
Kasbani mengaku merasa khawatir material longsor yang masih tersisa di badan sungai, serta tebing yang belum stabil masih berpotensi terjadinya longsor susulan. Ini bisa terjadi jika hujan lebat kembali turun dan memicu terjadinya banjir bandang susulan.
“Pokoknya kalau terjadi hujan besar, dua kampung pas di depan lembah itu di Sukareta dan Cihideung Girang, yang berhadapan langsung itu, perlu dikosongkan dulu,” ujarnya.
Kasbani mengatakan PVMBG masih menyiapkan rekomendasi final mengenai bencana banjir bandang di Subang itu. Hasilnya akan dikirimkan kepada pemerintah Jawa Barat dan pemerintah Kabupaten Subang. “Kami akan resmi kirimkan ke pemda,” katanya.
Dia membenarkan salah satu yang tengah dikaji adalah kemungkinan relokasi warga yang terkena bencana banjir bandang itu. “Kalau ada kekhawatiran terjadi lagi, sebaiknya relokasi permanen, kalau ada kekhawatiran ada longsornya lagi. Kecuali kita bisa menjamin tidak ada longsoran lagi,” kata Kasbani.
Menurut Kasbani, umumnya daerah yang sempat terjadi longsor menyimpan potensi bekal terjadi longsor lagi. Kebetulan, daerah longsor yang mengakibatkan banjir bandang itu berupa tebing yang terjal. “Itu membuatnya masih berpotensi longsor lagi,” kata dia. Tim juga masih menuntaskan pemeriksaan penyebab longsor tebing itu.
Korban tewas dalam bencana banjir bandang Sungai Cipanoli di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, Subang, Jawa Barat, yang terjadi Ahad malam, 22 Mei 2016, berjumlah enam orang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan penanganan darurat banjir bandang terus dilakukan hingga 29 Mei 2016. Fokus utama selama masa tanggap darurat adalah penyelamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, dan perbaikan darurat dari dampak banjir bandang.
Adapun nama-nama korban yang meninggal dalam peristiwa itu adalah Parni, 50 tahun, Eni (45), Nabilah (7), Musa (55), Mae (17), dan Rizal (10). Lima orang korban luka berat adalah Amen (55), Raza (14 bulan), Makmur (47), dan 2 orang masih pendataan. Sebanyak 388 jiwa kini mengungsi.
AHMAD FIKRI