TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna mengatakan, hitungan terakhir anggaran yang dibutuhkan untuk program membersihkan Sungai Citarum membengkak. "Ada penambahan menjadi hampir Rp 25 miliar," ujar Anang, di Bandung, Kamis, 26 Mei 2016.
Pemerintah provinsi Jawa Barat mengandeng TNI untuk membersihkan Sungai Citarum. Program ini akan dimulai 2 Juni hingga akhir tahun. “Ada penambahan jadi seluruhnya hampir Rp 25 miliar,” kata dia di Bandung, Kamis, 26 Mei 2016.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sebelumnya mengungkapkan hitungan sementara dana yang dibutuhkan membiayai operasi membersihkan sungai Citarum mencapai Rp 13 miliar.
Anang mengatakan, rapat terakhir membahas teknis operasional program membersihkan Sungai Citarum itu terkonsentrasi pada 219 desa dan 29 kelurahan yang berada di seputaran sungai itu. Sedikitnya 1.400 prajurit TNI akan diperbantukan membersihkan sungai itu, dibantu antara 40 orang sampai 100 orang relawan dari masing-masing desa dan kelurahan.
Menurut Anang, pengerahan prajurit TNI akan disebar di 70 desa dan kelurahan, dari puluhan desa itu 29 keluarahan berada di wilayah perkotaan di sepanjang Sungai Citarum. “Itu desa dan kelurahan yang timbulan sampahnya parah. Produksi sampahnya seperti Cijagara, dan Citepus,” kata dia.
Anang mengatakan, program membersihkan Sungai Citarum itu akan digeber tiap hari di minggu pertama sejak 2 Juni nanti. Selama sepekan itu, prajurit TNI dan relawan yang tersebar di ratusan desa itu akan bergotong-royong membersihkan sampah di sepanjang aliran Sungai Citarum sepanjang 70 kilometer.
Survei terakhir, terdapat 11 lokasi gunungan sampah di anak Sungai Citarum. Anang mengaku, belum tahu taksiran tonase gunungan sampah itu.
Sebagai gambarannya, sampah yang diangkut dari Kota Bandung saja setiap harinya menembus 1.020 ton dan itu pun masih tersisa sekitar 480 ton belum terangkut yang diperkirakan sebagiannya masuk ke dalam sungai, kondisi lebih rumit di wilayah Kabuapten Bandung karnea hanya 25 persen produksi sampah rumah tangga yang bisa diangkut ke lokasi pengolahan akhir sampah.
Menurut Anang, pekan pertama itu diperkirakan akan terjadi ledakan sampah yang dibuang ke lokasi Tempat Pemrosesan Sampah Akhir di Sarimukti. “Implikasi dari program ini, beban pengangkutan akan besar di awal, tapi kita harapkan berkurang secara bertahap,“ kata dia.
Selepas pekan pertama itu, program pembersihan Sungai Citarum akan terkonsentrasi di ratusan desa sepanjang sungai itu. Anang mengatakan, dua prajurit TNI akan diperbantukan hingga akhir tahun untuk mengawal program pemilahan sampah yang dilakukan relawan di masing-masing desa. Pemerintah provinsi tengah menyiapkan program untuk membeli pupuk organik hasil pengolahan sampah tiap desa.
“Mudah-mudahan mulai tahun depan bisa dibeli oleh pemeirntah untuk pengembangan pertanian organik,” kata dia. Anang mengatakan, selain kerja bakti membersihkan sungai, program itu juga membiayai patroli sungai yang akan dilakukan setiap hari di sepanjang Sungai Citarum.
Hanya patroli ini akan tekonsentrasi di Sungai Citarum yang terdapat lokasi pabrik dan industri. “Kita melatih anak-anak muda untuk di didik ke Basarnas untuk melatih keterampilan mereka di sungai. Sekarang sedang dikirim ke Surabaya untuk belajar pengawasan sungai Berantas, bagaimana mereka melakukan itu di sana,” kata dia.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Direktorat Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Yudha Mediawan meminta agar bisa ikut serta dalam program itu. “Kami punya penyidik sipil di Balai yang punya kewenangan menertibkan pelanggaran pemanfaatan bangunan yang ada di pinggiran sungai. Misalnya, bangunan di bantaran sungai yang menjorok ke sungai,” kata dia di Bandung, Kamis, 26 Mei 2016.
Penertiban itu misalnya ditujukan pada bangunan yang berada di tanah negara. Yudha mengatakan, sampah yang berada di badan sungai menjadi salah satu beban Sungai Citarum. “Kondisinya belum berubah, ini memang berat. Harus ada gerakan yang militan dan radikal. Tpai itu bisa dilakukan, pembandingnya bisa kita lihat di Ciliwung sekarang,” kata dia.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, program membersihkan Sungai Citarum merupakan program super unggulan pemerintah Jawa Barat. “Pemerintah provinsi punya 38 program unggulan, tapi program membersihkan Sungai Citarum merupakan program super-super unggulan, ada 15 organisasi perangkat daerah yang masuk ke program itu,” kata dia di Bandung, Kamis, 26 Mei 2016.
Deddy optimistis Sungai Citarum masih bisa diselamatkan. “Selama komitmen pemerintah kuat, ini masih bisa diatasi,” kata dia. Kendati dia meminta pemerintah daerah memastikan penegakan hukum bagi pelanggaran peruntukan tata ruang.
AHMAD FIKRI