TEMPO.CO, Surakarta - Sebanyak 193 negara akan berkumpul di Indonesia untuk membicarakan permukiman perkotaan dan urbanisasi. Mereka akan membuat rumusan untuk mengatasi masalah perkotaan yang akan digunakan dalam 20 tahun ke depan. Pembangunan Kota Surakarta menjadi salah satu model percontohan.
Pertemuan Preparatory Comittee Meeting 3 (Prepcomm3) United Nation Human Settlements Programme Habitat (UN Habitat) itu akan digelar di Surabaya Juli mendatang. Mereka akan merumuskan isu perkotaan untuk ditetapkan dalam sidang Habitat III yang akan digelar di Ecuador.
"Pertemuan ini merupakan persiapan terpenting menuju Habitat III," kata Divisi Publikasi Pepcomm3, Diana Kusumastuti saat ditemui di Solo, Rabu 25 Mei 2016. Dalam pertemuan tersebut, negara-negara anggota PBB akan merumuskan konsep penataan perkotaan yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
Permasalahan urbanisasi bakal menjadi perbincangan yang paling serius dalam pertemuan tersebut. Selama 40 tahun terakhir, jumlah penduduk di perkotaan mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. "Habitat merupakan pertemuan yang digelar tiap 20 tahun," katanya.
Dalam pertemuan Habitat I pada 1976, PBB mencatat 34 persen penduduk hidup di perkotaan. Selang 20 tahun kemudian, pada pertemuan Habitat II jumlah penduduk perkotaan meningkat menjadi 45 persen. Sedangkan saat ini jumlah penduduk perkotaan diperkirakan telah mencapai 54 persen.
Artinya, jumlah penduduk kota sudah melampaui jumlah penduduk yang tinggal di pedesaan. Tim Konsolidasi Indonesia, Bakti Setiawan menyebut bahwa arus urbanisasi yang cukup besar memiliki berbagai dampak sosial. "Di antaranya masalah permukiman hingga ketersediaan pangan," katanya.
Menurut Diana, pembangunan perkotaan yang tidak diikuti dengan pembangunan kawasan pedesaan akan membuat arus urbanisasi semakin besar. "Sehingga harus dibuat kesepakatan bersama untuk acuan pembangunan hingga 20 tahun ke depan," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia akan mempresentasikan beberapa contoh pembangunan perkotaan yang dianggap cukup berhasil. "Termasuk Kota Surakarta," kata dia. Menurutnya, Surakarta mampu menunjukkan keterlibatan masyarakat dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan.
AHMAD RAFIQ