TEMPO.CO, Yogyakarta - Biasanya survei elektabilitas baik yang digelar lembaga survei independen maupun internal partai menggunakan penduduk biasa sebagai sampel. Tapi di Kota Yogyakarta, pengurus PDI Perjuangan setempat punya cara lain untuk memperoleh gambaran keterpilihan jagonya dengan mengambil sampel Ketua Rukun Warga (RW).
Survei yang digelar 18 Januari hingga 12 Mei 2016 mengajukan sejumlah nama sebagai kandidat calon wali kota Yogyakarta untuk pemilihan kepala daerah 2017. Dalam daftar nama kandidat itu termasuk Imam Priyono, kandidat yang dijagokan PDIP Kota Yogyakarta. Hasilnya, Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Kota Yogyakarta menyatakan kader partai bergambar banteng bermoncong putih ini, Imam Priyono unggul telak.
"Imam Priyono mendapatkan suara 267 suara atau 44,6 persen dari total 598 responden yang merupakan ketua rukun warga seluruh kecamatan Kota Yogyakarta," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Kota Yogyakarta, Foki Ardiyanto menunjukkan dokumen survei kepada Tempo, Senin 23 Mei 2016.
Hasil survei inilah yang akan diserahkan kepada pengurus pusat PDIP akhir pekan ini. Foki tak menjelaskan alasan mereka memilih Ketua RW sebagai sampel survei, bukan warga biasa.
Dalam survei itu, juga dicantumkan perolehan kandidat calon wali kota lain. Di bawah Imam muncul nama kader Partai Amanat Nasional Arif Noor Hartanto dengan perolehan 71 suara (11,8 persen). Sedang urutan ketiga Haryadi Suyuti, wali kota Yogyakarta saat ini, yang hanya dipilih 14 ketua RW (2,3 persen).
Kandidat lain, termasuk sineas Garin Nugroho yang maju lewat jalur independen, tak dicantumkan secara jelas perolehannya. Sejauh ini belum ada survei independen untuk pilkada kota Yogyakarta dengan sampel warga biasa Kota Yogyakarta, bukan Ketua RW atau jabatan lain.
PRIBADI WICAKSONO