TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin berhasil menambah keintiman investasi. Keduanya bertemu di Sochi, Rusia, kemarin.
"Presiden Jokowi dan Presiden Putin bersepakat untuk mendukung intensitas kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara," ujar Thomas dalam keterangan resminya, Sabtu, 21 Mei 2016.
Thomas berujar, dalam pertemuan tersebut Jokowi juga menyampaikan permintaannya kepada Putin untuk mempertimbangkan pengenaan bea masuk atas produk palm oil dari Indonesia. Saat ini, ekspor produk palm oil ke Rusia mencapai US$ 480 juta per tahun. "Jika pengenaan bea masuk produk palm oil diberlakukan oleh Rusia, dapat dipastikan harapan meningkatkan perdagangan tidak akan tercapai. Kami berharap agar Rusia dapat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," katanya.
Selain itu, menurut Thomas, Jokowi juga mengundang investor Rusia untuk turut serta dalam pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur serta pembangunan aluminium smelter, energi, dan infrastruktur di Kalimantan Barat. Kerja sama di bidang pertahanan pun akan dilakukan, yakni pengadaan sistem persenjataan (alutsista) serta pembentukan pusat layanan perbaikan alutsista di Indonesia.
Dalam pertemuan itu, ujar Thomas, Putin juga menyambut hangat kunjungan Jokowi. Putin menyatakan, situasi ekonomi global memang mempengaruhi hubungan kerja sama antara Indonesia dan Rusia, yang menyebabkan adanya penurunan perdagangan pada 2015. "Namun, Presiden Putin meyakinkan bahwa tahun ini akan terjadi peningkatan dalam perdagangan dan investasi," tuturnya.
Pemerintah dan Rusia pun menandatangani beberapa dokumen kerja sama dalam pertemuan tersebut, yakni Agreement on Cooperation in the Field of Defense, Joint Communiqué on Voluntary International Cooperation to Combat IUU Fishing and to Promote Sustainable Fisheries Governance, MoU on Mutual Understanding in Archival Cooperation, MoU in the Field of Archives Matters, dan Cultural Programme for 2016-2018 between Russian Ministry of Culture and the Indonesian Ministry of Culture.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Rusia pada 2015 mencapai US$ 1,99 miliar. Neraca perdagangan Indonesia juga surplus, yakni US$ 1,1 miliar. Surplusnya perdagangan itu didukung komoditas ekspor andalan Indonesia, yakni produk kelapa sawit, kopra, margarin, kopi, peralatan mesin, dan suku cadang reaktor nuklir. Selain itu, nilai investasi Rusia di Indonesia selama 2011-2015 juga mencapai US$ 8 juta.
ANGELINA ANJAR SAWITRI