TEMPO.CO, Magelang - Biksu dari Sangha Theravada dan Mahayana berjalan kaki untuk menerima derma atau sedekah di Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 21 Mei 2016.
Ritual pindapata dilakukan setidaknya 50 biksu menjelang Hari Raya Waisak. Sebagian dari mereka datang dari Tangerang.
Pindapata sesuai dengan ajaran Buddha merupakan ritual bersedekah dengan mengumpulkan bahan makanan dan uang dari umat Buddha. Ritual ini mengajarkan orang untuk tidak serakah dengan berderma. Pindapata dilakukan menjelang Waisak, yang tahun ini jatuh pada 22 Mei.
Biksu dari Sangha Theravada datang lebih dulu dan memulai prosesi pindapata dengan merapal doa di tempat ibadah Tri Dharma Liong Hok Bio. Setelah itu, mereka berjalan tanpa alas kaki menyusuri pusat pertokoan atau pecinan Kota Magelang di Jalan Pemuda sepanjang 2 kilometer pada pukul 08.00. Biksu dari Sangha Mahayana kemudian datang dan melakukan hal yang sama.
Bhante Pradit Arinchayo menjadi pemimpin biksu yang melakukan pindapata dari Sangha Mahayana. Bhante Pradit, yang berbahasa berbahasa Melayu, mengatakan pindapata mendekatkan biksu dengan umat Buddha. "Sedekah mendatangkan kebaikan dan kebijaksanaan," kata Bhante Pradit.
Para biksu berjalan satu per satu dan membawa bokor terbuat dari logam. Pagi itu, sebagian toko belum membuka dagangannya. Umat Buddha berdiri berjajar di depan toko dan memberikan sedekah kepada setiap biksu yang melewati jalan itu. Bocah-bocah pun berderma uang dalam amplop merah.
Barang yang menjadi sedekah bermacam-macam, di antaranya uang yang dibungkus amplop merah atau angpao. Ada pula beraneka makanan dan minuman, di antaranya mi instan, teh, makanan ringan, dan gula. Dibanding Waisak tahun lalu, kali ini sedekah yang diberikan umat Buddha lebih beragam jenisnya.
SHINTA MAHARANI