TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku kecewa karena mendapat laporan adanya sekolah negeri yang menarik duit iuran perpisahan sekolah hingga Rp 500 ribu setiap siswa.
"Hari ini akan saya koordinasikan ke dinas pendidikan karena ada laporan ada anak-anak di SMP negeri ditarik sampai setengah juta untuk perpisahan," kata Ridwan Kamil saat ditemui di Pendapa Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Kota Bandung, Kamis, 19 Mei 2016.
Mirisnya, duit sebesar itu rencananya akan dimanfaatkan untuk pesta perpisahan sekolah di salah satu hotel berbintang di Bandung. "Uang itu untuk perpisahan di hotel berbintang. Saya katakan itu tidak baik, dan akan saya minta disdik melarang," tegasnya.
Ridwan Kamil mengimbau kepada sekolah-sekolah negeri agar merayakan pesta perpisahan dengan sederhana. Kalaupun memang mau diadakan secara meriah, diharapkan tidak sampai membebankan orang tua dan siswa. "Perpisahan tidak harus bermewah-mewahan. Perpisahan di hotel berbintang bisa berkonsekuensi pada iuran yang jumlahnya tidak sedikit," tuturnya.
Selain menimbulkan polemik ekonomi orang tua siswa, lanjutnya, dampak lainnya adalah kepada psikologis anak didik. Bukan tidak mungkin siswa yang tidak mampu membayar iuran perpisahan menjadi bahan cemoohan siswa-siswi lain. "Kepada yang mampu mungkin tidak masalah, tapi kepada yang tidak mampu punya masalah ekonomi dan psikologis. Kalau enggak ikut masa perpisahan artinya memori tiga tahun tidak berkesan. Kadang sekolah tidak sensitif," ucapnya.
Selain perpisahan yang bermewah-mewah, Ridwan Kamil juga melarang adanya iuran perpisahan untuk tur ke luar kota. "Pokoknya semua-semua yang pakai duit. Yang sifatnya wisata juga harus dipertimbangkan," tandasnya.
PUTRA PRIMA PERDANA