TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla enggan ditanya soal hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar saat ditemui seusai pembukaan pertemuan Islamic Development Bank (IDB) ke-41, Selasa malam, 17 Mei 2016, di Jakarta Convention Center.
"Jangan soal Golkar, ya," kata Kalla saat para wartawan melakukan wawancara cegat. Wanti-wanti itu dilakukan sebelum para wartawan memulai pertanyaan. Kalla hanya memberi dua jawaban atas pertanyaan seputar ekonomi, yakni terkait dengan pelaksanaan pertemuan IDB.
Munaslub Golkar ditutup pada Selasa, 17 Mei 2016. Salah satu hasil gawean politik partai beringin di Nusa Dua, Bali, ini adalah terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2014-2019.
Setya mengungguli perolehan suara para pesaingnya. Di putaran pertama, Setya meraih 277 suara, sementara Ade Komarudin, yang menjadi pesaing terberatnya, memperoleh 173 suara.
Hasil perolehan suara ini seharusnya membuat Setya dan Akom—sapaan akrab Ade Komarudin—masuk putaran kedua. Namun hal itu tidak terjadi. Mengetahui peluangnya cukup berat, Akom memilih memberi dukungan kepada Setya sehingga voting hanya terjadi satu putaran.
Respons Kalla soal hasil munaslub ini menjadi menarik karena ia mendukung Akom dalam perebutan kursi ketua umum. Di sisi lain, Setya mendapat dukungan dari senior Golkar lainnya, yaitu Luhut Binsar Panjaitan.
Namun, hingga kini, belum ada komentar Kalla lebih rinci. Komentar yang merespons positif terpilihnya Setya diungkapkannya saat menghadiri Apel Bela Negara di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa pagi.
"Ya, baiklah, prosesnya tadi malam bagus sekali," kata Kalla. Dia juga belum mau menjawab soal kemungkinan Golkar masuk Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. "Ya, itu nantilah," kata Kalla. Sebagai ketua umum terpilih, Setya telah menyatakan Golkar mendukung pemerintahan Jokowi-JK.
AMIRULLAH