TEMPO.CO, Jakarta - Setya Novanto akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golongan Karya. Keputusan ini diambil dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Selasa, 17 Mei 2016. Setya terpilih setelah pesaingnya, Ade Komarudin, menyatakan mundur sebelum pemilihan putaran kedua dilakukan.
"Saya masih muda, masih umur 50 tahun. Pak Novanto sudah 60 tahun. Saya rasa masih ada waktu saya ke depan, dan saya akan support Pak Novanto," kata Ade alias Akom di Nusa Dua Convention Center, Bali, Selasa, 17 Mei 2016.
Sebelumnya, Akom dan Setya masing-masing meraih 173 dan 277 dari total 554 suara. Jumlah ini melewati syarat 30 persen untuk lanjut ke putaran kedua, yaitu 168 suara.
Baca juga: Munaslub Golkar, 14 DPD Nyatakan Dukungan ke Setya Novanto
Sesaat setelah hasil pemungutan suara disahkan, calon nomor delapan, Syahrul Yasin Limpo, meminta Munaslub Golkar dihentikan. Pasalnya, enam calon lain menganggap hasilnya sudah final.
"Kami berdelapan cair-cair aja. Sudah kami anggap hal maksimal, maka tidak perlu diteruskan," ucap Syahrul.
Pemimpin Munaslub, Nurdin Halid, meminta Setya dan Akom bermusyawarah. Hal ini sesuai dengan asas demokrasi yang mengedepankan musyawarah mufakat. "Sebelum lanjut acara kedua, kami persilakan keduanya bermusyawarah," tuturnya.
Saat itulah, Akom menyatakan dukungannya terhadap Novanto. Keduanya pun terlihat bersalaman dan saling berpelukan.
AHMAD FAIZ
Baca juga:
Ini 'Dosa-dosa' Supir yang Tabrak Jembatan Penyeberangan BSD
Karyawati Diperkosa, Dibunuh, Ditusuk Cangkul: Ada yang Aneh