TEMPO.CO, Nusa Dua - Sidang Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar sepakat menggelar pemilihan calon ketua umum partai beringin itu melalui mekanisme pemungutan suara secara tertutup. Ketua Sidang Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar, Nurdin Halid, dalam persidangan, mengatakan mekanisme ini lebih pas dengan asas pemilihan langsung, bebas, dan rahasia.
Nurdin Halid kemudian menawarkan mekanisme ini kepada peserta munaslub. "Melalui pemilihan tertutup, setuju?" Kata Nurdin di Nusa Dua Hall, Nusa Dua Bali Convention Center, Nusa Dua, Senin malam, 16 Mei 2016. Peserta serempak menjawab setuju. Nurdin langsung mengetuk palu sidang.
Meski palu sudah diketuk, seorang perwakilan pengurus Golkar Nusa Tenggara Barat keberatan. Peserta Dewan Pimpinan Daerah I Golkar Nusa Tenggara Barat itu menganggap, pemilihan secara tertutup tak memiliki dasar. "Yang ada, langsung, bebas, dan rahasia," katanya.
Sontak, sebagian peserta munaslub menyoraki perwakilan dari Nusa Tenggara Barat itu. Nurdin juga menolak permintaan itu. Menurut Nurdin, keputusan sudah sah dan tidak bisa diperdebatkan lagi. Sidang pun diskors hingga pukul 00.30. Setelah itu, pemilihan Ketua Umum Golkar dimulai.
Mekanisme pemilihan terbuka atau tertutup menuai polemik di kalangan peserta munaslub. Sistem terbuka, dengan cara pemilik suara mengumumkan dukungannya, dianggap menguntungkan seorang calon. Sedangkan dalam pemilihan tertutup, pemilik suara, yang berjumlah 560, akan menuliskan nomor calon yang didukungnya. (Baca Revisi: Pemilihan Ketua Umum Golkar Dimulai, Berikut Tata Caranya)
Sejauh ini, 14 pengurus Golkar provinsi menyatakan mendukung Setya Novanto. Selain Nusa Tenggara Barat, pengurus yang mengklaim mendukung Setya Novanto berasal dari Kepulauan Riau, Nusa Tengara Timur, Bali, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua Barat, Banten, dan Jambi.
Munaslub Golkar dibuka Presiden Jokowi pada Sabtu, 14 Mei 2016. Delapan politikus Partai Golkar maju menjadi calon ketua umum. Mereka adalah Ade Komarudin, Setya Novanto, Priyo Budi Santoso, Azis Syamsuddin, Airlangga Hartanto, Syahrul Yasin Limpo, Indra Bambang Utoyo, dan Mahyudin. Dari nama-nama itu, Ade Komarudin dan Setya Novanto dianggap menjadi kandidat paling kuat dalam bursa calon ketua umum.
HUSSEIN ABRI YUSUF