Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Geger PKI, Pemerintah Diminta Jamin Tak Ada Sweeping  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Telegram rahasia Kapolri soal pemberangusan atribut PKI. Istimewa
Telegram rahasia Kapolri soal pemberangusan atribut PKI. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aktivis gerakan keberagaman Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika mendesak pemerintah dapat menjamin secara tertulis tak adanya aksi sweeping lagi terkait dengan gerakan yang dituding berbau komunis seperti sepekan terakhir.

"Setelah adanya instruksi dari presiden melalui Kapolri, kami meminta disikapi pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan pendukung," ujar koordinator Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Agnes Dwi Rusjati, Senin, 16 Mei 2016.

Agnes pun menunjukkan salinan dokumen instruksi surat telegram Kapolri yang diterima pihaknya bernomor STR/337/N/2016 yang bertanggal 13 Mei 2016. Dalam surat yang ditujukan pada seluruh kapolda di Indonesia tersebut di antaranya memerintahkan dalam pengawasan pada gerakan tumbuhnya gerakan komunisme, marxisme, dan leninisme, Kapolri meminta tidak dilakukan dengan cara razia tapi lebih mengedepankan deteksi atau penyelidikan.

Kapolri dalam surat itu juga melarang adanya penyitaan buku-buku yang ada di kampus, toko, atau penerbit. Untuk kegiatan pemutaran film juga polisi didesak menyelidiki kontennya terlebih dahulu. Polisi pun diminta melibatkan ahli untuk menentukan ada-tidaknya unsur menyebarkan ajaran komunisme. "Dengan adanya tindak lanjut pemerintah maka warga yang sudah terlanjur dikejutkan dengan aksi sweeping kemarin tidak lagi merasa waswas suatu saat dituding komunis," ujarnya.

Sejak aparat menggelar aksi sweeping, baik buku, kaus, dan atribut apa pun yang diduga berbau komunis, Aliansi pun menerima laporan kalangan mahasiswa ketakutan jika menggelar kegiatan meskipun hanya diskusi. Sehingga mimbar akademik itu dibatalkan. "Mahasiswa takut tanpa jaminan itu diskusi saja bisa dituding komunis," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Asisten Pemerintahan Kota Yogyakarta Achmad Fadli menuturkan, soal aksi sweeping yang sempat marak tentang hal-hal diduga berbau komunisme belakangan, belum diagendakan kembali pembahasannya dengan pihak kepolisian. Termasuk adanya instruksi soal pelarangan penyitaan buku-buku yang dituding berbau komunis. "Tapi memang ada rencana pertemuan kembali dengan kepolisian dalam waktu dekat, untuk membahas persiapan Ramadan dan mungkin soal itu (sikap tentang sweeping)," ujarnya.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti kepada Tempo pun menyatakan tak sepakat jika kegiatan diskusi atau apa pun dari masyarakat dibubarkan paksa dengan cara razia atau sweeping, seperti yang terjadi pada diskusi seniman perempuan di galeri Survive Garage lalu. "Apa pun alasannya, razia dan sweeping dari kelompok masyarakat pada masyarakat lain tak bisa dibenarkan," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

21 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

43 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

48 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

51 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

56 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

59 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.