TEMPO.CO, SEOUL - Presiden Joko Widodo menyatakan perasaan terkejutnya karena WNI yang datang berjumlah sekitar 1.300 orang saat diselenggarakan pertemuan Diaspora di Crystal Ballroom, Lotte Hotel pada Minggu malam, 15 Mei 2016.
"Saya kaget yang muncul kok banyak banget. Biasanya di tempat lain hanya 300-600 orang," kata Jokowi dalam sambutannya di forum Diaspora bertema "Special Forum with President Jokowi".
Presiden, dalam acara tersebut, menyampaikan sejumlah hal yang sedang dilakukan pemerintah di Indonesia antara lain penyederhanaan izin untuk kemudahan investasi serta pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Semua hal itu dilakukan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional, khususnya di kawasan ASEAN, karena dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada pengujung 2015.
"Sekarang kita sebar tidak javasentris, tapi Indonesiasentris. Semuanya harus merata," kata Presiden terkait pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Presiden memaparkan sejumlah progres pembangunan infrastruktur, seperti Jalan Tol-Trans Sumatera serta jalur kereta api Trans-Sulawesi.
Presiden mengatakan pemerintah melakukan pemantauan terhadap sejumlah pembangunan proyek infrastruktur agar prosesnya dapat segera selesai.
Dia mengatakan tidak akan segan mengganti sejumlah menteri di kabinetnya jika terdapat proyek pekerjaan ataupun pembenahan yang lambat dilakukan.
Jokowi menjelaskan pentingnya keterhubungan antarpulau melalui pembangunan pelabuhan dan bandar udara, baik untuk ekspor-impor logistik maupun transportasi manusia.
Dia juga menambahkan, pemerintah mulai membangun daerah perbatasan, baik di Kalimantan dengan Malaysia, Timor Leste dengan Nusa Tenggara Timur, maupun Papua dengan Papua Nugini.
Saat Presiden memasuki ruangan, sejumlah WNI berteriak memanggil nama Presiden sembari mengulurkan tangan mereka, mencoba menjabat tangan Jokowi.
Pertemuan yang dimulai pada sekitar pukul 18.30 waktu setempat dipenuhi WNI dan dimulai dengan lagu nasional Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama semua hadirin.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Korea Selatan, John A. Prasetio, mengatakan beberapa WNI yang hadir tidak hanya berasal dari Kota Seoul, tapi juga dari Kota Busan di Korea Selatan bagian selatan.
"Kesimpulan saya, ya, bahwa warga kita punya semangat yang tinggi untuk bertatap muka, bersilaturahmi dengan Bapak Presiden, dan saya pun senang karena ini semua pertanda bahwa WNI di Korea sangat mencintai Bapak Jokowi," ujar John.
Menurut Dubes, sekitar 1.080 pekerja Indonesia, 250 pelajar dan mahasiswa Indonesia, serta 20 orang warga Indonesia yang menetap di Korea karena menikah dengan warga lokal, hadir dalam acara tersebut.
"Banyak pemuda-pemudi Indonesia yang hebat-hebat di Korea. Mereka dapat membantu menyukseskan program Pak Jokowi di Indonesia," ujar John, menambahkan.
Presiden Jokowi tiba di Lapangan Udara Seoul pada pukul 17.05 waktu setempat (15.05 WIB) dan langsung menuju Lotte Hotel untuk melakukan pertemuan Diaspora.
Pada Senin, 16 Mei 2016, Presiden direncanakan melakukan pertemuan bisnis dan menemui Presiden Korea Selatan Park Geun-hye.
ANTARA