TEMPO.CO, Jakarta - Arsitek Indonesia, Han Hoo Tjhwan atau Han Awal, tutup usia pada Sabtu, 14 Mei 2016. Ia meninggal sekitar pukul 15.30 di kediamannya di Jalan Kemang IV Nomor 89, Jakarta Selatan.
Arsitek berusia 85 tahun itu meninggal tanpa menderita sakit yang berkepanjangan. “Dari segi kesehatan, sehat sekali, cuma ayah keluhannya di jantung,” kata Yori Antar, putra Han Awal, kepada Tempo di Jakarta Selatan, Ahad, 15 Mei 2016.
Han adalah seorang legenda di kalangan arsitek Tanah Air. Karya-karyanya kini masih berdiri kokoh, seperti gedung MPR/DPR, serta bangunan tua lain yang sudah ia pugar, antara lain Gereja Katedral serta kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
Putra kedua Han Awal itu mengatakan kepergian ayahnya mendadak. Selama hidupnya, Han tidak menderita sakit hingga kritis. Ia mengatakan, beberapa hari sebelum meninggal, Han sempat dibawa ke rumah sakit di kawasan Kelapa Gading.
Yori mengatakan ayahnya sempat mengalami penurunan trombosit sewaktu berada di rumah sakit. Ia mengira ayahnya terkena demam berdarah. Namun hasil pemeriksaan dokter menyatakan ternyata sakit yang diderita bukan demam berdarah. “Sewaktu diperiksa, oke-oke saja,” katanya.
Yori berujar, di masa tua, ayahnya justru masih ingin berbuat banyak untuk dunia arsitektur. Ia menilai ayahnya adalah arsitek yang penuh dedikasi. Pada akhir hayatnya, Han meninggalkan 4 anak dan 7 cucu. “Dia pergi dalam suasana tenang, sedang tertidur,” tuturnya.
Beberapa saat sebelum meninggal, Han sempat tersedak ketika sedang berada di tempat tidur. Menurut Yori, tidak ada penyakit yang diderita Han selain jantung. Saat ini puluhan tamu mendatangi kediaman Han di Kemang untuk menyatakan dukacita dan memberi doa.
Pihak keluarga merencanakan misa arwah pada Ahad dan Senin pada pukul 19.00. Jenazah rencananya akan dikremasi pada Rabu mendatang.
DANANG FIRMANTO