TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sewot atas keberadaan tenda yang menampung warga kawasan Luar Batang yang telah digusur dari rumahnya.
Ahok menegaskan, dia tidak akan memberikan surat peringatan pertama agar warga membongkar kembali tenda itu. Sebab, menurut dia, tenda itu didirikan di tanah negara.
"Ini tenda mau menduduki tanah negara. Maka kita bikin surat dari wali kota memperingati mereka yang menduduki tanah itu, kami bisa gugat Anda," kata Ahok di Balai Kota Jakarta pada Jumat, 13 Mei 2016.
Ahok mengatakan bantuan serta tenda yang diberikan kepada warga korban penggusuran itu tidak akan bertahan lama. "Nanti orangnya kalau udah enggak dikasih bantuan juga pergi kok. Kami udah ngasih peringatan. Apa yang mau dibuat bantuan sosial coba?" ujarnya.
Penggusuran kawasan Luar Batang berlangsung pada 11 April 2016. Ratusan rumah warga yang sejak 1980-an berdiri roboh oleh alat berat. Peristiwa itu merupakan bagian dari revitalisasi kawasan Sunda Kelapa, Museum Bahari, dan kawasan Luar Batang.
Penduduk dipindahkan ke Rumah Susun Rawa Bebek di Jakarta Timur dan Rumah Susun Marunda di Jakarta Utara. Namun sebagian di antara mereka tidak betah dan kembali ke Luar Batang.
Mereka tinggal di empat tenda besar sumbangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Benar, mereka dapat tenda. Tapi tenda itu bukan dari Partai Gerindra, melainkan dari Pak Prabowo," ujar Aryo Djojohadikusumo, anggota Fraksi Gerindra di DPR yang juga keponakan Prabowo.
Soal sumbangan tenda itu, Ahok hanya tertawa. Dia meminta wartawan Balai Kota ikut-ikutan meminta tenda. "Iya dong, kasih tahu untuk partai-partai penyumbang, misalnya. Bilangin, wartawan Balai Kota minta tenda lagi, mau dudukin Monas dan Balai Kota. Lumayan," katanya.
Daeng Rais, warga Luar Batang yang digusur, mengakui menguruk bantaran pantai di belakang gudang pada 15 tahun silam. Setelah dua tahun tanah basah bisa dikeringkan, barulah dibangun rumah.
Penduduk yang hendak membangun rumah disyaratkan sudah tinggal di Luar Batang selama 10 tahun. Menurut Rais, pengurukan itu diizinkan Lurah Penjaringan.
Rais dan sebagian penduduk menolak tanda tangan pernyataan relokasi. Mereka lalu kembali ke Luar Batang dan mendirikan tenda yang disediakan Jaringan Merah Putih, organisasi pendukung Prabowo Subianto. Mereka tinggal di sana untuk menuntut Basuki mengganti bangunan yang dirobohkan.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI