TEMPO.CO, Balikpapan - Kapal perang TNI menjemput langsung empat sandera Abu Sayyaf dari perairan laut Filipina. Dua kapal perang, yakni KRI Surabaya dan KRI Ajak, menerima langsung penyerahan sandera dari kapal perang Filipina di perairan perbatasan kedua negara.
“Kapal perang TNI menerima langsung penyerahan para sandera ini,” kata Kepala Penerangan Kodam Mulawarman, Kolonel Andi Gunawan, yang ikut menghadiri penyerahan sandera ini, Jumat, 13 Mei 2016.
Selain awak prajurit TNI, Andi membawa tujuh wartawan media cetak dan elektronik yang selama sebulan terakhir memantau upaya pembebasan sandera kru KM TB Henry ini. Tujuh jurnalis ini tidak menyadari bahwa mereka diajak untuk meliput prosesi penerimaan sandera di perairan Filipina.
“Kami memang tidak memberi tahu mereka. Kami hanya mengajak latihan perang di Pulau Bunyu,” katanya.
Andi mengajak wartawan mengikuti latihan perang menumpang KRI Ajak di Pangkalan Utama TNI AL Tarakan, Rabu, 11 Mei 2016. Dia sengaja membiarkan para jurnalis menunggu sejak pagi hingga siang hari di kawasan Mamburungan Tarakan.
“Kami memang sengaja mengajak wartawan yang punya keinginan kuat untuk meliput berita TNI. Jangan sampai kesempatan ini didapat oleh wartawan yang baru beberapa hari ada di Tarakan, sehingga saat mereka kepanasan, sebagian besar memilih pulang dengan alasan ada liputan lain,” tuturnya. “Kami persilakan saja,” ujarnya.
Setelah itu, siang harinya, Andi menyebutkan hanya tersisa tujuh wartawan. Mereka ini akhirnya yang ikut berangkat bersama KRI Ajak.
“Masuk kapal, semua ponselnya kami amankan. Mereka juga sempat kebingungan,” tuturnya.
Para wartawan makin kebingungan saat KRI Ajak terus berlayar tanpa henti di perairan laut lepas Selat Makassar. Apalagi saat kapal perang ini berlayar beriringan dengan KRI Surabaya.
“Kapal perang terombang-ambing selama 1 hari, wartawan juga semuanya mabuk laut,” ujarnya.
Pertanyaan wartawan akhirnya terjawab saat kapal perang Filipina mendekat sambil membawa empat sandera WNI, yakni Ariyanto Misnan, Marinus Petrus Rumawi, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir. Para sandera dipindahkan dari kapal perang Filipina ke KRI Surabaya.
“Barulah mereka sadar menjadi saksi momen langka ini. Kami mempersilakan mereka menemui langsung para sandera,” ujar Andi.
Para sandera akhirnya diterbangkan dari KRI Surabaya menuju Pangkalan Utama TNI AL Tarakan. Selanjutnya para sandera langsung diterbangkan ke Jakarta.
S.G. WIBISONO