Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebun Binatang Bandung Diinvestigasi, Banyak Hewan Tersiksa

image-gnews
Seekor Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatrensis) bernama Yani berusia 37 tahun terbaring sekarat di Kebun Binatang Bandung, 11 Mei 2016. Gajah tunggang ini tewas setelah dirawat seadanya tanpa dokter hewan. ANTARA/Agus Bebeng
Seekor Gajah Sumatra (Elephas Maximus Sumatrensis) bernama Yani berusia 37 tahun terbaring sekarat di Kebun Binatang Bandung, 11 Mei 2016. Gajah tunggang ini tewas setelah dirawat seadanya tanpa dokter hewan. ANTARA/Agus Bebeng
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Selama satu minggu ke depan, tim dokter Perhimpunan dokter Hewan Indonesia Jawa Barat bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat melakukan investigasi kesehatan dan kesejahteraan satwa di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung. Investigasi dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyakit menular ke satwa lainnya, pasca kematian gajah Sumatera bernama Yani, Rabu, 11 Mei 2016 lalu.

Hasil autopsi atau nekropsi yang dilakukan tim dokter gabungan pada bangkai gajah Yani. Sementara ini Yani mati diduga karena radang paru-paru. Hasil pastinya baru bisa ditentukan tiga bulan ke depan setelah hasil pemeriksaan darah di laboratorium selesai.

"Pada hari ini kita dibagi dalam tim melakukan investigasi dari kandang bagian depan sampai kemudian akhir ke kandang bagian akhir nanti karena cukup banyak hewan yang kita harus investigasikan," ujar dokter hewan Pranyata Tangguh Waskita saat ditemui di sela-sela pemeriksaan, Jumat, 13 Mei 2016.

Hasil investigasi sementara, mayoritas kandang-kandang satwa dinyatakan kurang layak. "Investigasi hari ini ditemukan beberapa hal yang secara umum manajerialnya agak kurang bagus termasuk didalamnya pemberian nutrisi dan sebagainya. Karena kita lihat dari hewan itu sendiri agak kurang baguslah," ujarnya.

Di tempat yang sama, dokter hewan dari Dinas Peternakan Jawa Barat Indriantari membenarkan jika manajemen pemeliharaan satwa di Kebun Binatang Bandung kurang baik.

"Secara umum kita lihat fasilitas yang diberikan di sini belum memenuhi persyaratan seperti kebutuhan air minum, makan dan lainnya. kadang-kadang lingkungan tidak mendukung membuat satwanya tidak sehat, tidak nyaman, stress dan sebagainya," ucapnya.

Indriantari menambahkan, beberapa hewan juga bertingkah laku tidak wajar. Diduga perilaku tersebut disebabkan oleh pola pemeliharaan yang tidak dilakukan secara berkala. Bahkan, ketika Indrianti menanyakan data-data pemeliharaan hewan, penjaga hewan Kebun Binatang bandung yang menemani tim dokter hewan seringkali menyebut tidak mengetahui kapan satwa-satwa diperiksa dan didata kesehatannya. Hal tersebut membuat kesulitan investigasi.

"Informasi yang kami dapat juga kurang lengkap, misalnya masing-masing satwa berapa jumlahnya, kapan masuk, pada umur berapa dan dalam kondisi seperti apa. Recordingnya dan pendataannya kurang baik. Harusnya untuk mengelola kita butuh data," jelasnya.

Indrianti menambahkan, beberapa hewan karnivora bahkan seringkali tidak menunjukkan keagresifannya. "Ada yang saya lihat yang tidak bereaksi ketika ada yang mencoba mengajak berkelahi. Tadi ada saya lihat yang satu agresif tapi yang lain kok diam. Secara alami satwa liar yang karnivor itu agresif. Ketika tidak agresif berarti ada sesuatu," bebernya.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Wilayah Jawa Barat, Sri Muji Arti Ningsih meminta pengelola Kebun Binatang Bandung untuk membatasi aktivitas manusia sejauh satu kilometer dari kandang gajah, tempat gajah Sumatera bernama Yani mati dan diautopsi, Kamis, 12 Mei 2016 kemarin.

Menurut Sri, Kebun Binatang Bandung dikhawatirkan menjadi area zoonosis pasca matinya gajah Yani. Zoonosis adalah area dimana sejumlah penyakit atau virus dari hewan bisa menular kepada manusia.

"Kami meminta pengelola membuat border line radius satu kilometer dari kandang gajah," kata Sri saat ditemui seusai pemeriksaan kesehatan dan kesejahteraan satwa di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat, 13 Mei 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika direkomendasikan tidak boleh ada aktivitas manusia dalam radius satu kilometer, artinya Kebun Binatang Bandung seharusnya ditutup untuk jangka waktu minimal tiga bulan hingga diketahui jenis penyakit pasti yang membuat gajah Yani mati. Ditambah lagi hasil investigasi kesehatan dan kesejahteraan satwa-satwa koleksi Kebun Binatang Bandung lainnya. "Ya, harusnya seperti itu (ditutup)," ujarnya.

Meski demikian, Sri tidak memiliki kewenangan untuk menutup Kebun Binatang Bandung. Yang pasti, sambungnya, saran agar tidak ada aktivitas manusia dalam jarak satu kilometer dari kandang gajah dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pengunjung.

"Kami mempertimbangkan pengunjung banyak yang datang dan memang belum memastikan zoonosis atau tidak. Kami belum tahu apakah gajah mati karena zoonosis atau sakit biasa. Jadi kesiagaan kami membuat border sampai hasil (laboratorium) keluar," ujarnya.

Jika hasil cek darah gajah Yani dari laboratorium keluar dan dinyatakan mati karena penyakit jenis zoonosis, maka Kebun Binatang Bandung harus ditutup secara permanen. Atau dengan kata lain Kebun Binatang Bandung dibuat menjadi zona karantina. "Ketika ketahuan zoonosis berarti memang harus ditutup," tegasnya.

Sri menjelaskan, ada 22 jenis penyakit yang masuk dalam kategori zoonosis. Penyakit-penyakit dari satwa ini memungkinkan untuk menulari manusia melalui kontak langsung hingga udara.

"Penularannya bisa lewat kontak langsung. Oleh karena itu dilarang mendekat (kandang gajah) karena takutnya memegang benda di sekitar itu seperti tanah, tanaman dan sebagainya. udara ada juga bisa. Butiran-butiran pasir atau tanah yang tercampur kuman berterbangan lewat udara," sambungnya.

Dari 22 penyakit yang masuk kategori zoonosis, sambung Sri, yang paling sering di kebun binatang adalah tuberculosis, rabies, toksoplasmosis dan leptospirosis." Di Jawa Barat juga endemis antraks," bebernya.

Sri juga menyarankan kepada pengunjung Kebun Binatang Bandung untuk secepatnya memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami sakit sepulang dari Kebun Binatang Bandung.

"Gejala-gejala klinis seperti tubercolusis diawali demam tinggi, batuk, badan kurus, nafsu makan berkurang. Kalau
Leptospirosis mirip ganguan hati seperti selaput mukosa kuning, urin kuning kecoklatan, perut kembung, sesak nafas, lemah, tidak mau makan," tuturnya.

Sementara untuk penyakit toksoplasmosis cenderung tidak ada gejala. Namun, bahayanya penyakit ini adalah untuk ibu hamil. "Bisa keguguran atau anaknya nanti cacat konginetal," tandasnya.

PUTRA PRIMA PERDANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

24 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

40 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

42 hari lalu

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.


Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

43 hari lalu

Hotel kapsul Bobobox di Hotel Nyland Cipaganti, Bandung, Jawa Barat. Sumber: Booking.com
Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

Terdapat sejumlah hotel kapsul dengan harga miring di Bandung. Saat liburan selalu penuh.


Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

43 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyampaikan terdapat beberapa TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.


Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

51 hari lalu

Pejalan kaki melintas di antara kabel fiber optik yang berada di jalur pedestrian, kawasan Kramat Raya, Jakarta, Senin, 11 November 2019. ANTARA
Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Bandung Infra Investasma (BII) dan PT Jaringan Pintar Bersama (JBB) untuk menertibkan kabel fiber optik.


4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

57 hari lalu

Kampung Buyut Cipageran. Instagram
4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

Secara geografis, kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung. Kota Cimahi menawarkan beragam wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.