TEMPO.CO, Bengkulu - Banjir di Kota Bengkulu mulai Kamis malam hingga Jumat pagi, 12-13 Mei 2016, menelan korban jiwa. Kepala Bagian Umum Pemerintah Kabupaten Seluma Hertoni meninggal saat terjebak banjir di Jalan Pinang Mas, Kota Bengkulu, sekitar pukul 08.00, Jumat, 13 Mei 2016.
Hertoni sempat berusaha keluar mobil saat terjebak macet di tengah banjir setinggi sekitar 1 meter. Warga sekitar mencoba mengevakuasinya. Namun dia sudah pingsan dan mengembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bengkulu Ajun Komisaris Besar Adrian Indra Nurinta belum bisa memastikan penyebab tewasnya korban. "Kami masih belum tahu. Yang jelas bukan karena tenggelam banjir, meski menurut warga mobilnya macet di tengah banjir," kata Adrian saat ditemui di lokasi banjir, Jumat siang ini.
Beberapa saksi menuturkan mobil yang berisi korban dan sopirnya terlihat memaksa masuk daerah yang banjir. Namun mobil itu mendadak mati dan tak bisa dinyalakan lagi. Keduanya mencoba keluar mobil. Saat dievakuasi dari dalam mobil, korban dan sopirnya dalam keadaan pingsan.
"Banjir sendiri tidak lebih 1 meter. Kemungkinan dia keracunan karena menghirup CFC (chlorofluorocarbon) yang berasal dari AC mobil saat mesin mati," ucap Zulkarnain, warga yang tinggal di lokasi kejadian, Jumat, 13 Mei 2016.
Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir membuat aliran Sungai Bengkulu di Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu, meluap. Akibatnya, air merendam permukiman di tujuh kelurahan yang berada di pinggir aliran sungai tersebut.
Tujuh kelurahan yang terendam banjir adalah Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang, Bentiring, Rawa Makmur, Sawah Lebar Baru, dan Sukamerindu. Ketinggian air bervariasi, mulai 70 sentimeter hingga 1,5 meter. Selain melanda permukiman, banjir merendam rumah ibadah dan sekolah serta menenggelamkan ratusan hektare sawah.
PHESI ESTER JULIKAWATI
Baca: Robby Abbas Siap Beberkan Rahasia Tyas Mirasih