TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengomentari kematian seekor gajah Sumatera di Bandung sebagai hal biasa. "Baru dilaporin tadi badak di Taman Nasional Way Kambas melahirkan," kata Siti kepada wartawan di kantornya pada Kamis, 12 Mei 2016.
Menurut Siti, hidup dan mati adalah hal yang wajar terjadi. Meski demikian, dia tetap akan mempertanyakan penanganan manajemen Kebun Binatang Bandung. Sebab, kebun binatang harus dikelola dengan baik.
Apalagi kebun binatang tersebut diketahui tidak memiliki dokter hewan sejak setahun terakhir lantaran keterbatasan biaya yang dikeluhkan Yayasan Margasatwa Taman Sari selaku pengelola resmi kebun binatang tersebut.
"Nanti saya tinggal cek apa yang terjadi di situ," ucap Siti. Pihaknya tidak dapat berkomentar lebih banyak lantaran belum memahami secara rinci persoalan yang dihadapi pengelola. "Rasanya harus cek dulu di lapangan itu kewenangannya siapa."
Menurut dia, standar perawatan gajah sangat tinggi. Pengelola diwajibkan menyediakan dokter hewan yang berjaga setiap saat. Pengelola juga harus menyediakan makan, termasuk kubangan untuk berendam.
Sebelumnya pada Rabu, 11 Mei lalu, gajah bernama Yani diketahui meninggal setelah sakit selama sepekan. Kondisi itu pertama kalinya diketahui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat mengunjungi Kebun Binatang Bandung. Dia lantas memanggil petugas kesehatan untuk meminta bantuan medis. Namun nyawa Yani tak tertolong.
Selama sepekan terakhir, Yani menghabiskan masa hidupnya dengan berbaring di kandangnya. Tubuh bagian kanannya pun lecet karena terlalu lama terbaring. Dia sudah tidak dapat berdiri dan melakukan segala aktivitasnya, termasuk makan, dengan posisi tertidur.
AVIT HIDAYAT