TEMPO.CO, Madiun - Aparat Kepolisian Resor Madiun, Jawa Timur, mengaku bingung menghadapi isu peredaran atribut bergambar palu arit, yang mirip logo Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Bingung pasti ada, walau sedikit. Maka, tim Sat Intelkam (Satuan Intelijen dan Keamanan) diterjunkan ke beberapa titik keramaian,’’ kata Kepala Subbagian Humas Polres Madiun Ajun Komisaris Paidi, Kamis, 12 Mei 2016.
Titik keramaian yang dipantau salah satunya tempat nongkrong anak muda di pinggir jalan, taman kota, dan Alun-alun Mejayan. Petugas berpakaian preman, menurut dia, menongkrong di sekitar lokasi tersebut selama beberapa jam, hingga hiruk-pikuk warga terurai. "Tergantung ramainya suatu tempat. Seperti di taman kota, mulai sore sampai pukul 21.30,"’ ujarnya.
Paidi menyatakan pemantauan dilakukan secara intens sejak Kamis pekan lalu hingga hari ulang tahun PKI, Senin, 9 Mei 2016. Dalam penyelidikan secara tertutup selama 5 hari tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda penyebaran atribut bergambar palu arit. Warga yang mengenakan kaus dengan logo mirip PKI juga tidak diketahui.
Karena itu, pihak kepolisian mengklaim, wilayah Kabupaten Madiun aman dari penyebaran atribut tersebut. Kendati demikian, pemantauan tetap dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal itu sesuai dengan telegram rahasia yang dikirim Polda Jawa Timur, Kamis pekan lalu.
Penyelidikan terus dijalankan, bekerja sama dengan petugas Komando Distrik Militer 0803 Madiun dan pemerintah kabupaten setempat. Apabila atribut bergambar palu arit ditemukan, akan ditindaklanjuti secara hukum.
Penindakan terhadap sesuatu yang identik dengan PKI telah dilakukan Kepolisian Resor Mojokerto Kota. Petugas mengamankan lima personel Mesin Sampink karena menyanyikan lagu berjudul Genjer-genjer.
Selain pemusik, penyelenggara acara konser band reggae di gedung olahraga (GOR) Mojopahit, Kota Mojokerto, juga diamankan pada Minggu malam, 8 Mei 2016.
Band Mesin Sampink diamankan setelah menyanyikan empat lagu di atas panggung dengan genre reggae. Lagu berjudul Genjer-genjer dibawakan pada urutan kedua, setelah lagu yang dipopulerkan Didi Kempot, dengan aransemen baru.
"Setelah mereka tampil, acara kami bubarkan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan karena lagu Genjer-genjer identik dengan Partai Komunis,’’ kata Kapolres Mojokerto Ajun Komisaris Besar Nyoman Budiarjo saat dihubungi Tempo, Selasa, 10 Mei 2016.
NOFIKA DIAN NUGROHO