TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, menganggarkan Rp 1,466 miliar untuk biaya menjamu tamu pada tahun ini. Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Surakarta Heru Sunardi berujar, anggaran jamuan makan cukup besar karena banyak tamu yang akan berkunjung.
Menurut dia, anggaran itu naik tipis dibanding tahun sebelumnya. "Tahun lalu, anggaran untuk jamuan Rp 1,442 miliar," ucapnya, Senin, 9 Mei 2016.
Heru menuturkan tingginya anggaran untuk jamuan makan karena banyaknya tamu dinas dari luar daerah. Mereka, kata dia, datang untuk kunjungan kerja atau studi banding.
Selain itu, Surakarta sering kedatangan tamu dari berbagai kementerian. Jadi, ucap Heru, mereka harus dijamu secara layak. "Kami menyiapkan jamuan yang pantas bagi semua tamu," ujarnya.
Heru yakin anggaran itu mampu mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun. Meski demikian, pihaknya tetap memantau fluktuasi harga bahan makanan. "Jika memang ada kenaikan harga yang signifikan, kami akan ajukan tambahan pada anggaran perubahan," tuturnya.
Berkaca pada pengalaman tahun lalu, kata dia, Surakarta menyediakan anggaran untuk jamuan sebesar Rp 1,442 miliar. Hingga akhir tahun, anggaran tersebut masih tersisa Rp 109 juta. "Jadi tahun ini anggaran kami relatif tidak bertambah," ucapnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta Umar Hasyim menilai anggaran untuk jamuan makan cukup besar. "Tapi memang berbanding lurus dengan jumlah tamu yang berkunjung ke Pemerintah Kota Surakarta," ujarnya.
Menurut Umar, jumlah tamu yang berkunjung untuk melakukan studi banding ke Surakarta membengkak dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi itu terjadi setelah mantan Wali Kota Surakarta Joko Widodo mendulang sukses di kancah perpolitikan nasional. "Banyak daerah lain yang ingin mengetahui Kota Surakarta lebih dalam," tuturnya.
Dia menyarankan pemerintah daerah menyediakan makanan tradisional untuk jamuan. Selain memberi penyambutan yang layak, cara itu diharapkan mampu menjadi ajang promosi kekayaan kuliner kota tersebut.
AHMAD RAFIQ