TEMPO.CO, Yogyakarta -Libur panjang pekan lalu membawa keuntungan bagi para pedagang di Malioboro. Omzet harian yang semula jeblok sampai 70 persen setelah relokasi parkir, kini kembali normal. “Penjualan pakaian sudah bisa di atas 100 potong, seperti masa liburan sebelumnya," ujar seorang pedagang pakaian batik Puji Astuti kemarin. Pada hari biasa, Puji hanya bisa menjual 10 potong baju.
Melonjaknya omzet saat liburan ini melegakan karena pedagang sempat khawatir kunjungan wisatawan akan anjlok. Mereka cemas wisatawan enggan ke Malioboro karena harus berjalan kaki. Namun, kekhawatiran itu tak terbukti. Para wisatawan tetap berburu oleh-oleh, meski harus berjalan kaki dari lokasi parkir.
Baca juga:
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby
Gadis Cantik Tewas Disambar Kereta, Selfie Maut Tetap Marak
Demi mengantisipasi sepinya pengunjung, para pedagang Malioboro sempat memutuskan tak menaikkan harga dagangan seperti hari biasa. Jika per potong pakaian batik pada hari biasa dijual Rp 20-50 ribu, saat liburan harganya tetap dan masih bisa ditawar.
Keuntungan juga dirasakan oleh seorang pedagang warung kaki lima Malioboro dari Paguyuban Handayani, Andi Sujiatmoko. Membuka warung makanan di depan kantor DPRD DIY, Andi mengatakan omzet dagangannya kembali naik saat libur panjang lalu.
Seorang pemilik Andong Lestari Mulyo asal Kabupaten Bantul mengatakan masih bisa melayani sepuluh tarikan wisatawan yang ingin diantarkan menuju keraton maupun pusat oleh-oleh bakpia di kawasan Patuk. Ada 400 andong yang disiagakan secara bergiliran dari Sleman dan Bantul "Dekat atau tidak lokasi parkir sama saja, peminat Andong tetap banyak saat liburan ini," ujar Sukandar yang mematok harga Rp100 ribu untuk sekali rute keliling keraton dan pusat bakpia Patuk itu.
Meski Malioboro menjadi tujuan wisatawan, petugas jaga Unit Pelaksana Teknis Malioboro Ngatinem mengatakan selama liburan pekan lalu angka kriminalitas Malioboro nol persen. Kasus yang banyak dilaporkan kepada UPT Malioboro adalah wisatawan terpisah dari rombongan lima kasus dan barang tertinggal empat kasus. L
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:
Inilah 5 Hal yang Amat Mengerikan di Balik Tragedi Yuyun dan Feby
Pembunuhan Feby UGM: Ada 56 Adegan, Pelaku Sempat Berdoa