TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Generasi Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia meminta Golkar mulai mempertimbangkan pengadaan konvensi untuk pemilihan calon presiden ke depannya. Kalau memungkinkan, pembahasan itu dilakukan saat Musyawarah Nasional Luar Biasa Golkar.
"Kalau yang saya lihat di draf (munaslub), nanti capres ditentukan oleh Dewan Pembina. Itu langkah mundur," ujar Ahmad saat meluncurkan buku Mengembalikan Golkar ke Hati Rakyat di Jakarta, Minggu, 8 Mei 2016.
Sebagaimana diketahui, Golkar akan menggelar munaslub di Nusa Dua, Bali, pada pertengahan Mei nanti. Salah satu agendanya adalah menentukan calon pengganti Aburizal Bakrie sebagai ketua umum partai.
Ahmad melanjutkan, penentuan capres lewat Dewan Pertimbangan akan menjadi langkah mundur karena cenderung rawan intervensi. Misalnya, intervensi dari pemerintah.
Selain itu, cara ini cenderung sarat akan rekayasa, dari rekayasa kandidat hingga rekayasa aklamasi dalam penentuan calon. Nah, dengan konvensi, menurut Ahmad, rekayasa itu bisa ditekan dan lebih menyentuh rakyat.
"Kemarin, salah satu penyebab konflik di Golkar adalah saat pilpres. Ada perdebatan. Partai Golkar sudah harus mulai membicarakan mekanisme pemilihan capres dan cawapres," katanya.
ISTMAN M.P.