TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Hudaya Arryanto memperkirakan titik puncak kemacetan arus mudik selama libur panjang akhir pekan ini bakal berada di Palimanan. Pasalnya, titik Palimanan adalah gerbang jalan tol pembayaran klaster pertama di jalur Pantura untuk kendaraan yang berasal dari Jakarta.
"Arus lalu lintas yang tadinya ngumpul di Cikopo, pindah di Palimanan," kata Hudaya di kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Rabu, 4 Mei 2016.
Pemerintah menerapkan integrasi pembayaran jalan tol mulai Cikarang Utama hingga Brebes Timur. Integrasi pembayaran ini terbagi menjadi dua klaster.
Klaster pertama dimulai dari jalan tol Jakarta-Cikampek hingga jalan tol Cikopo-Palimanan dan klaster kedua dari Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan, hingga Pejagan-Brebes Timur. Untuk mengantisipasi kemacetan berkumpul di gerbang jalan tol Palimanan, LMS selalu pemilik konsesi jalan tol Cikopo-Palimanan membangun 23 gardu pintu keluar di Palimanan.
Rinciannya, 21 gardu untuk kendaraan ke Jawa Tengah dan 2 gardu untuk kendaraan ke Jakarta. "Kalau sekarang 11 gardu," ucap Hudaya. Dengan demikian, akan ada 12 gardu loket tambahan dari jumlah saat ini sebanyak 11 unit.
Semua gerbang ini akan dibuka sesuai fluktuasi lalu lintas selama Lebaran. Petugas jalan tol Palimanan juga ditambah menjadi 140 personel dari sebelumnya sejumlah 90 personel. Untuk menyambut masa mudik, LMS juga menyiapkan uang kembalian senilai Rp 3 miliar yang berupa recehan Rp 500 dan Rp 1.000 pada bulan puasa nanti.
Menurut Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman, kemacetan di jalan tol terjadi karena 70 persen kendaraan mulai berangkat di malam hari. Untuk itu dia berharap masyarakat tidak berangkat di waktu yang sama dan menyarankan pengendara berangkat di siang hari. ”Malah enggak ada antrean," katanya.
Adityawarman menuturkan banyak pengemudi berkendara bersama-sama setelah buka puasa hingga subuh. Jika semua pemudik berkendara di waktu yang berbeda-beda, dia yakin tidak ada kemacetan di jalan tol.
ALI HIDAYAT