TEMPO.CO, Bangkalan-Mentri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyambut baik keberhasilan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura mengembangkan varietas jagung ke dalam beberapa varietas unggulan.
"Penelitian ini sudah betul karena potensi pertanian Madura adalah jagung dan ketela," kata Nasir saat berkunjung ke Universitas Trunojoyo Madura di Kabupaten Bangkalan, Selasa 3 Mei 2016.
Menurut Nasir, varietas jagung hasil riset Universitas Trunojoyo telah diuji coba pada lahan seluas empat hektare di Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Hasilnya, kata dia, tingkat produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan bibit jagung biasa atau asli. "Bibit yang dinamai Madura 1 dan Madura 2 ini mampu menghasil 6 ton jagung perhektare, adapun bibit asli hanya 1,4 ton perhektare," ujar dia.
Nasir meminta riset tersebut tidak berhenti hanya pada pengembangan varietas bibit jagung saja. Menurut dia, untuk meningkatkan nilai keekonomian jagung, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo harus terus mengembangkan varietas turunan jagung. "Seperti tepung jagung," ujar dia.
Selain tepung, kata Nasir, turunan jagung yang hingga saat ini jarang dikembangkan adalah minyak jagung dan gula jagung. Padahal minyak jagung dari sisi kesehatan sangat baik karena rendah kolesterol. "Minyak jagung ini harganya sangat mahal," ungkap dia.
Rektor Universitas Trunojoyo Muhammad Syarif menambahkan varietas jagung hasil riset Fakultas Pertanian memiliki beberapa keunggulan dibandingkan bibit jagung asli Madura yang banyak dipakai petani saat ini. Selain produksi yang tinggi, kata dia, bibit jagung tersebut juga tahan terhadap kondisi kurang air. "Harganya lebih murah dibanding bibit varian baru produksi pabrik," kata dia.
Keberhasilan Universitas Trunojoyo mengembangkan varietas bibit baru jagung Madura berkat tangan dingin Achmat Amzeri. Dosen Fakultas Pertanian ini melakukan riset sejak 2007. "Varietas Madura 1 dan 2 hasil penyilangan bibit jagung Madura dan Sulawesi," kata dia.
Menurut Amzeri riset bertahun-tahun itu menghasilkan enam varian bibit jagung. Namun dari enam jenis tersebut baru Madura 1 dan Madura 2 yang siap diluncurkan ke pasaran. Adapun varietas lainnya baru akan diluncurkan pada 2017. "Agar berhasil, petani yang memakai bibit kami akan mendapat pendampingan penuh sampai panen," ungkap dia.
MUSTHOFA BISRI