TEMPO.CO, Bengkulu - Kepala Polsek Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Inspektur Satu Eka Candra mengatakan, berdasarkan hasil penyidikan kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, 14 tahun, belum ditemukan unsur direncanakan oleh pelaku.
Berdasarkan pengakuan satu dari 14 pelaku, kejadian tersebut berlangsung spontan. Mereka tidak merencanakannya. “Kejadian ini dicetuskan De, yang pertama kali mendekati korban. Bisa dibilang dia otaknya karena yang pertama kali mencetuskan perbuatan itu,” ucap Eka, Selasa, 3 Mei 2016.
Peristiwa memilukan tersebut berlangsung pada Sabtu, 2 April 2016, sekitar pukul 13.00 WIB. Ketika itu, Yuyun pulang sekolah sendirian. Jarak antara rumah siswa SMP ini dan sekolah tergolong jauh. Rumah korban berada di ujung desa yang berdekatan dengan perkebunan karet.
“Sepulang dari sekolah, Yuyun selalu melintas di jalan tersebut, tapi sering bersama teman-temannya. Pada hari itu, dia sendirian dan berjalan kaki,” ujarnya.
Entah pikiran jahat dari mana yang membuat gerombolan remaja berusia 17-21 tahun ini memperkosa dan menghabisi nyawa Yuyun. Salah satu penyebabnya, kata Eka, ada kemungkinan mereka menghabiskan 4 liter tuak di rumah salah satu pelaku.
Tuak sebanyak itu, menurut Eka, cukup untuk membuat seseorang mabuk, apalagi dikonsumsi mereka yang tidak biasa minum. “Bisa saja mereka mabuk karena dilihat dari jumlah tuak yang mereka konsumsi untuk ukuran orang belum terbiasa minum.”
Dari belasan tersangka, polisi masih mengejar dua pelaku pemerkosa dan pembunuh murid SMP itu. “Pencarian masih terus dilakukan, secepatnya bisa kami ringkus,” tuturnya.
Eka menambahkan, para pelaku dan korban saling mengenal. Mereka tinggal di desa yang sama dan hanya berbeda dusun. Hal ini pulalah yang menjadi alasan para pelaku menghabisi nyawa Yuyun. “Salah satu tersangka berinisial De adalah teman dekat Yuyun.”
Para tersangka ini pun terlibat aktif dari pencarian hingga pemakaman mayat Yuyun setelah ditemukan masyarakat. Salah satunya, ucap Eka, untuk mengelabui polisi agar tidak curiga. “Saat kami melakukan penyelidikan, hampir semua tersangka berada di sekitar lokasi,” katanya.
PHESI ESTER JULIKAWATI