TEMPO.CO, Jakarta - Warga negara Prancis, Amokrane Sabet, menikam seorang anggota Kepolisian Sektor Kuta Utara, Badung, Brigadir Anak Agung Putu Sudiarta, hingga tewas, Senin, 2 Mei 2016. Petarung Mixed Martial Arts (MMA) berkebangsaan Prancis itu, akhirnya juga tewas setelah ditembak polisi.
Sabet sering membuat keonaran hingga membuat warga Banjar Tegal Gundul kesal. Sabet kerap melakukan upaya intimidasi hingga berbuntut laporan warga ke Polsek Kuta Utara pada Kamis, 7 April 2016. Laporan warga tersebut terkait ancaman yang dilakukan Sabet pada Selasa, 5 April 2016.
Pihak kepolisian yang menindaklanjuti laporan warga sudah tiga kali melayangkan surat panggilan untuk Sabet. Namun, Sabet malah geram dan merobek-robek surat panggilan itu dan menolak untuk memenuhi panggilan ke penyidik Reserse dan Kriminal Polsek Kuta Utara.
Peristiwa mengenaskan itu terjadi ketika polisi sedang melakukan upaya paksa penangkapan Sabet di tempat tinggalnya di Jalan Pantai Brawa, Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kuta Utara. Pada Kamis, pukul 11.28 Wita petugas kepolisian melakukan negosiasi lewat penerjemah bernama Fillip.
BACA JUGA
Gaduh Ahok Vs Yusril: Sekongkol Rustam hingga Kalah di PTUN
Survei: 9 dari 10 Orang Sungkan Menegur Orang yang Bau Badan
Saat negosiasi, Sabet mendadak bertingkah brutal menenteng pisau sambil menantang petugas kepolisian menembak dirinya. Pihak Kepolisian melepaskan tembakan peringatan ke udara tiga kali. Bukannya menyerah, Sabet malah mengejar petugas. Naas, Anak Agung Putu Sudiarta terkena delapan tusukan pria berusia 46 tahun itu.
Petugas kepolisian langsung menembak Sabet hingga petarung itu tewas di lokasi. Kapolda Bali Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto mengatakan penembakan terhadap Sabet sudah sesuai prosedur. "Di Polri juga ada aturan didahului tembakan peringatan. Kalau membahayakan langsung ambil tindakan untuk dilumpuhkan," katanya di Mapolda Bali, Senin, 2 Mei 2016.
Sugeng menjelaskan pihak kepolisian menerjunkan 24 personel termasuk anggota Brimob dan polisi Pengendali Massa dalam upaya paksa itu karena kelakuan Sabet dinilai membahayakan. "Awalnya di halaman garasi dia (Sabet) mengejar anggota kami hingga terjatuh ke got, diduduki langsung ditusuk pakai pisau," tuturnya.
BRAM SETIAWAN
Baca juga:
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...
PDIP Siapkan Risma Tantang Ahok, Ada yang Menghindar?