TEMPO.CO, Bandung — Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Barat, Herman Muchtar, mengaku merasa optimistis libur panjang pada akhir pekan ini akan menaikkan tingkat okupansi hotel. “Akhir pekan panjang itu bagus, meningkatkan okupansi,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 Mei 2016.
Menurut Herman, libur akhir pekan kali ini tidak otomatis bakal membuat hotel bisa meraup keuntungan penuh. Ini disebabkan sebagian pengunjung kemungkinan memilih datang di hari-hari tertentu saat liburan dan tidak menghabiskan waktunya untuk menginap di satu hotel dari awal hingga hingga akhir masa liburan.
“Mungkin ada yang datang di hari pertama, kedua, atau hari terakhir. Kita berharap minimal kalau bisa okupansi rata-rata antara 85 persen sampai 90 persen itu sudah bagus,” kata Herman.
Herman mengatakan kondisi sebaliknya bisa terjadi di objek wisata yang jarak tempuhnya relatif jauh di Jawa Barat seperti Pangandaran dan Pelabuhan Ratu. Tingkat okupansi rata-rata hotel di kawasan wisata itu bisa menembus 100 persen. “Okupansinya bisa lebih bagus karena orang tidak mungkin datang ke situ hanya menginap satu dua malam saja. Tempat wisata seperti itu besar kemungkinan mencapai target 100 persen,” kata dia.
Herman mengaku saat ini sejumlah hotel yang mendapatkan predikat bagus menjadi incaran warga yang hendak berlibur di sejumlah wilayah di Jawa Barat. “Tingkat pemesanan kamarnya bisa mencapai 60 persen sampai 70 persen. Yang lainnya mungkin baru 50 persen sekarang. Ini cukup bagus kalau melihat okupansi saat weekdays berkisar 20 persen sampai 25 persen,” kata dia.
Menurut Herman, Kota Bandung di Jawa Barat masih menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan saat libur akhir pekan panjang ini. “Dari Kota Bandung mereka bisa ke Sariater, ke Kawah Putih, Tangkuban Perahu, hingga Garut. Kebanyakan wisatawan dari Jakarta kemungkinan memilih Kota Bandung,” kata dia.
Herman meminta pengelola hotel dan restoran membenahi layanannya. Dia beralasan, tren saat ini mayoritas pengguna hotel memesan kamar lewat sistem online. “Kalau dengan sistem online itu akan ketahuan satu hotel itu bagus atau tidak, kalau tidak bagus akan mendapat komentar buruk. Jadi mau tidak mau, hotel dan restoran harus memberikan pelayan yang bagus,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nunung Sobari mengatakan, ada dua obyek wisata yang kini menjadi prioritas pembenahan di Jawa Barat, yakni Geopark Ciletuh dan Rancabuaya, yang terletak di Sukabumi. Namun, kawasan wisata yang sudah ada tetap menjadi andalan seperti Kota Bandung, Puncak, Pelabuhanratu, serta Pangandaran.
Nunung mengatakan, Jawa Barat mematok target kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara dan asing pada tahun ini sebanyak 10 persen dibandigkan tahun lalu. “Tahun lalu, kunjungan wisatawan nusantara di Jawa Barat mencapai 48 juta orang, dan wisatawan asing 1 juta orang,” kata dia pada Tempo di Bandung, 25 April 2016.
Dia mengklaim, jumlah kunjungan wisatawan nusantara di Jawa Barat bakal mengungguli daerah lain di Indonesia. “Memang yang masih paling banyak itu dari masyarakat Jawa Barat sendiri ke daerah wisata di Jawa Barat juga, tapi kita mendorong lebih banyak lagi kunjugan dari provinsin lain,” kata Nunung.
AHMAD FIKRI