Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Garin: Membesarkan Industri Kreatif Kota Yogya

image-gnews
Garin Nugroho. Tempo/Pribadi Wicaksono
Garin Nugroho. Tempo/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Maju menjadi calon Wali Kota Yogyakarta, bagi Garin Nugroho sebenarnya adalah meneruskan kerja-kerja kesenian dan kebudayaan yang selama ini telah ia kerjakan. Garin mengaku sudah lama terjun ke dunia politik, yakni berpolitik untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan  warga negara. Kini ia menemukan jalan untuk merealisasikan cita-citanya secara langsung memberdayakan masyarakat. Garin menemukan jalan melalui Jogja Independet yang menginisiasi konvensi calon indepenen. Berikut wawancara Tempo dengan Garin yang juga menjabat Presiden Jogja Asia Film Festival di rumahnya di Jalan Jayeng Prawiran Yogyakarta Kamis pekan lalu.

Apa pertimbangan Anda mencalonkan diri jadi wali kota?

 

Ini merupakan bagian pendidikan warga negara. Saya sudah melewati proses panjang untuk terjun ke politik. Saya sudah lama terlibat dalam gerakan pendidikan warga negara, menjadi koordinator utama untuk sejumlah NGO untuk pendidikan warga negara setelah Presiden Soeharto lengser dan sebelum ada KPU (Komisi Pemilihan Umum) ada. Dan selama empat tahun memegang peran itu, saya dianggap paling berhasil oleh lembaga USAID, di tengah-tengah krisis yang melanda Indonesia saat itu.

 

Mengapa Anda memilih ikut konvensi calon independen?

 

Calon independen yang digerakan oleh Jogja Independent ini berbeda. Seperti kata Pak Busyro Muqoddas independennya orisinal. Karena melalui banyak tahapan. Mulai dari pendaftaran terbuka, proses penyaringan, dan ujian dari para ahli dan juga dari warga Yogya sendiri.

 

Anda tak punya pengalaman di bidang pemerintahan,  bagaimana meyakinkan warga bahwa anda pantas dipilih menjadi walikota?

 

Kalau Anda pernah bekerja di institusi publik, seperti saya pernah menjadi koordinator NGO, maka anda sebenarnya sudah mengerjakan sebagian bidang pemerintahan. Dan yang saya lakukan saat menjadi koordinator itu membawahi lingkup nasional, dengan total 30 NGO. Dan itu dinilai yang terbaik.

 

Saya telah menginisiasi banyak gerakan untuk berbagai regulasi. Seperti Undang-Undang Penyiaran, Hak Informasi, juga undang-undang tentang organisasi hak informasu seperti KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Saya juga sudah menginisiasi sejumlah gerakan seni kebudayaan. Terjun ke politik ini sebenarnya sudah saya jadwalkan dan sejak saya menjadi koordinator NGO-NGO dulu.

 

Jadi bukan karena ikut-ikutan atau tidak ada tawaran kontrak untuk menggarap film?

 

Justru setelah ini saya banyak menerima tawaran kontrak. Untuk film 'Aku Jatuh Cinta', produsernya sudah ngejar-ngejar. Sekarang malah sedang banyak-banyaknya kontrak. Film-film saya seperti 'Setan Jawa', dan 'Nyai', sudah ada jadwal bergerak untuk tiga tahun ke depan. Jadi itu semua sudah selesai. Film-film itu sudah berjalan dan bekerja sendiri.

 

Aksi sweeping oleh kelompok tertentu makin sering terjadi di Yogya?

 

Saya tumbuh pada lingkungan yang patuh pada penegakan hukum dan undang-undang. Yang berhak mensweeping suatu kegiatan bukan ormas, tapi polisi. Kalau saya jadi walikota, saya tegaskan, organisasi masyarakat jadilah selayaknya organisasi masyarakat. Tidak berperan sebagai lembaga polisional. Orang boleh protes dan kritik suatu kegiatan diskusi atau film, tapi ada ruangnya sendiri. Bisa mengadukan ke DPRD. Saya bertekad membangun Yogya benar-benar sebagai miniatur kebhinekaan Indonesia. Yogya harus menjadi ujung tombak toleransi dan ruang tumbuh kebhinekaan itu.

 

Apa target Anda jika terpilih jadi Wali Kota?

 

Jika saya dipercaya masyarakat, saya akan melakukan proses pendidikan sebagai warga negara itu dengan baik. Saya bertekad akan semakin membesarkan industri kreatif yang tumbuh di Kota Yogya. Kota ini merupakan pusat industri kreatif terbesar. Saya akan memperdalam dan memperkaya industri kreatif  di kota ini.

 

PRIBADI WICAKSONO
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


KPUD Mulai Terima Konsultasi Calon Independen untuk Pilkada DKI Jakarta 2024

2 hari lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
KPUD Mulai Terima Konsultasi Calon Independen untuk Pilkada DKI Jakarta 2024

KPU DKI Jakarta mulai menerima konsultasi dari tim pendukung Cagub dan Cawagub independen untuk Pilkada 2024.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


KPU Buka Pendaftaran Calon Independen di Pilkada 2024 pada 5 Mei

18 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
KPU Buka Pendaftaran Calon Independen di Pilkada 2024 pada 5 Mei

Idham Holik mengatakan bahwa pendaftaran calon perseorangan atau independen di Pilkada 2024 akan dibuka pada Minggu, 5 Mei 2024.


Film Samsara Karya Garin Nugroho akan Tayang di Singapura

32 hari lalu

Film Samsara karya sutradara Garin Nugroho yang dibintangi Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett. Dok. thePUBLICIST
Film Samsara Karya Garin Nugroho akan Tayang di Singapura

Film Samsara karya Garin Nugroho akan tayang di Singapura pada 10 Mei 2024


Samsara Karya Garin Nugroho Gabungkan Seni Tradisional Bali dan Musik Elektronik

34 hari lalu

Film Samsara karya sutradara Garin Nugroho yang dibintangi Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett. Dok. thePUBLICIST
Samsara Karya Garin Nugroho Gabungkan Seni Tradisional Bali dan Musik Elektronik

Karya terbaru Garin Nugroho, Samsara adalah film bisu hitam putih yang dibintangi Ario Bayu dan penari keturunan Indonesia-Australia.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.