TEMPO.CO,Tulungagung -Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin melarang keras semua bentuk gerakan maupun wacana yang mengancam NKRI dan Pancasila. Penegasan ini disampaikan menyusul aksi organisasi Ansor dan Banser yang menolak pelaksanaan muktamar Hizbut Tahrir Indonesia di berbagai daerah.
“Pancasila sebagai dasar Negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara sudah final dan tak bisa diutak-atik lagi,” kata Menteri di Tulungagung, Senin, 2 Mei 2016. Segala bentuk gerakan maupun wacana yang mengancam falsafah bangsa tidak boleh tumbuh di Indonesia dan merupakan pengkhianatan kepada para ulama yang berjuang merebut kemerdekaan bangsa.
“Jangan lagi ada yang berupaya mempersoalkan ini,” ujar dia. Penolakan terhadap organisasi HTI yang diduga menyebarkan ajaran radikal Khilfah Islamiyah. Ajaran ini ditengarai hendak menghasut umat Islam di Indonesia mendirikan negara Islam sendiri. Organisasi Nahdlatul Ulama melalui Ansor dan Banser menggelar apel kesiapan menolak pelaksanaan Muktamar Tokoh Agama di delapan kota di Jawa Timur, Ahad, 1 Mei 2016.
Akibatnya, agenda diskusi dengan melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang rencananya digelar serentak oleh HTI batal dilakukan. Kepolisian resor di masing-masing wilayah muktamar memutuskan tak memberikan izin diskusi meski undangan telah disebar. Pencabutan izin ini dilakukan setelah munculnya reaksi dari Ansor dan Banser di sejumlah daerah.
Kepolisian Resor Tulungagung mencabut izin kegiatan karena memicu reaksi keras dari masyarakat khususnya organisasi Nahdlatul Ulama. Selain di Tulungagung, acara serupa di Jombang dan Surabaya juga batal digelar.
Meski tak mendukung kegiatan yang dilakukan HTI, namun Lukman meminta kepada masyarakat termasuk Ansor dan Banser tak melakukan tindakan sendiri. Semua langkah penanganan harus tetap dilakukan kepolisian sebagai pemegang otoritas keamanan. “Biarkan polisi yang bertindak.”
Lukman meminta seluruh umat Islam memanfaatkan potensi dan kekuatan mereka untuk hal-hal produktif. Hanya dengan menjaga persatuan umat pembangunan manusia Islam di Indonesia akan menuai kenyataan.
HARI TRI WASONO