Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunungkidul Imbau Nelayan Tak Nekat

image-gnews
Cuaca esktrim membuat sejumlah kapal nelayan tidak melaut di Pantai Depok, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, 13 Februari 2016. TEMPO/Subekti.
Cuaca esktrim membuat sejumlah kapal nelayan tidak melaut di Pantai Depok, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, 13 Februari 2016. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Gunungkidul mengimbau nelayan dan warga yang bekerja sebagai anak buah kapal, tak memaksakan diri melaut atau menumpang kapal lain jika melintasi perairan di wilayah-wilayah rawan.

“Kami imbau jangan memaksakan diri dan berhati-hati, agar tidak masuk wilayah perairan rawan,” ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Agus Priyanto, Senin 2 Mei 2016.

Agus mengatakan dari 500-an nelayan Gunungkidul, yang sebagian besar hanya mengoperasikan kapal motor tempel, kemungkinan melaut ke perairan yang jauh seperti negara lain cenderung tak memungkinkan.

Namun sejumlah nelayan memang tak jarang ikut melaut lebih jauh, jika menggunakan kapal-kapal lebih besar. “Untuk nelayan di daerah Gunungkidul melaut dan bermalam dua sampai tiga hari, biasanya sudah kembali karena mereka tak bisa melaut jauh,” ujarnya.

Kepala Seksi Tangkap Ikan Dinas Kelautan Perikanan Gunungkidul, Turdiyono, mengatakab aktivitas nelayan masih dapat terlacak dan dapat dikontrol melalui izin operasi melaut, yang hanya ada di kawasan laut yang disebut area “573”. “Untuk nelayan masih bisa dilacak. Yang susah dilacak, jika ada anak buah kapal menumpang kapal asing yang merekrut mereka,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nelayan Gunungkidul, ujar Turdiyono, hanya dapat melaut paling jauh ke perairan wilayah Trenggalek, Jawa Timur dan wilayah Pangandaran Jawa Barat. “ Meski pun musim paceklik ikan. Nelayan cenderung mencari di titik-titik perairan biasa yang mereka bisa lalui. Belum pernah ada laporan nelayan ikut kapal asing melalut,” ujarnya.

Sebanyak sepuluh anak buah kapal warga negara Indonesia, yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf, disandera sejak April lalu, dan akhirnya dibebaskan Minggu 1 Mei 2016.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Gunungkidul, Rujimanto, menuturkan selama ini para warga yang nekat menjadi ABK pencari ikan di luar tanpa jalur resmi ada dan biasanya karena desakan ekonomi. "Kalau menjadi ABK lokal penghasilan memang relatif sedikit. Jadi beberapa memang nekat keluar cari yang lebih menjanjikan," kata Rujimanto. Para ABK itu, bisanya masuk melalui agen penyalur tak resmi, yang sulit dilacak pemerintah.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

2 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

8 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

20 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

32 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

33 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

34 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.