Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nasir Janjikan Pengurusan Guru Besar Hanya 1,5 Bulan  

image-gnews
Menteri Riset, teknologi dan Pendidikan Tinggi  Muhammad Nasir menguji coba teknologi Electronic Capacity Cancer Therapy (ECCT) buatan Warsito di CTECH Lab Edwar Technology,Tangerang Selatan,Senin (11/1). Alat tersebut mampu mendeteksi  penyakit kanker dan diklaim pemerintah lebih canggih dari buatan Israel. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.MW20151101.
Menteri Riset, teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menguji coba teknologi Electronic Capacity Cancer Therapy (ECCT) buatan Warsito di CTECH Lab Edwar Technology,Tangerang Selatan,Senin (11/1). Alat tersebut mampu mendeteksi penyakit kanker dan diklaim pemerintah lebih canggih dari buatan Israel. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.MW20151101.
Iklan

TEMPO.COJakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menjanjikan kemudahan dalam pengurusan administrasi di Kementeriannya melalui program Pusat Informasi dan Pelayanan Terpadu (PINTU). Salah satu birokrasi yang dimudahkannya adalah program pengurusan guru besar yang hanya akan memakan waktu maksimal 1,5 bulan saja. "Banyak yang mengeluh pengurusan program guru besar memakan waktu 3-6 tahun, tapi dengan PINTU, hanya akan menghabiskan 1,5 bulan saja," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Senin, 2 Mei 2016. 

Nasir mengakui, selain masalah lamanya pengurusan pengukuhan guru besar, banyak yang mengeluh kepadanya tentang lamanya pengurusan pembentukan program studi serta perguruan tinggi. "Masalah lain tentang banyak orang yang harus naik-turun ke berbagai lantai untuk mengurus keperluannya," katanya. 

Program PINTU merupakan salah satu bentuk reformasi internal Kementeriannya. Dengan adanya unit pelayanan terpadu itu, setiap orang hanya perlu datang di kantor PINTU yang berlokasi di lantai satu Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Senayan. Di tempat ini, masyarakat bisa menyelesaikan pendaftaran mahasiswa asing, pengurusan izin program studi bidang penelitian, atau mengurus tentang izin lain. "Di sini, kami membatasi waktu proses di internal kami agar lebih cepat," kata Nasir. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset dan Teknologi, Ainun Naim, mengatakan, selain melakukan pengurusan izin, masyarakat bisa mencari informasi di PINTU. "Informasi tentang beasiswa S1 atau beasiswa dosen bisa dilayani dengan cepat dan mudah," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain datang ke kantor Kementerian melalui PINTU, pemerintah membuat call center Kementerian di 18661 untuk mencari informasi lebih lanjut. "Pengaduan masalah dan layanan informasi bisa ditanyakan di situ," kata Ainun.

Peresmian PINTU dilakukan berbarengan dengan peluncuran program Sistem Verifikasi Ijazah secara Online (SIVIL) dan Penomoran Ijazah Nasional (PIN). Ada pula program Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) yang dirilis Nasir pada perayaan Hari Pendidikan Nasional. 

MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

22 Oktober 2021

Menko Polhukam Republik Indonesia, Mahfud MD memberikan keterangan pers usai melakukan kunjungan kerja pada Jaksa Agung ST Burhanuddin di Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Senin, 15 Maret 2021. Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk berkoordinasi serta membahas penanganan sejumlah kasus korupsi. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

Santri sukses menunjukkan perannya dalam berbagai bidang salah satunya di lingkup pemerintahan. Mulai menjadi menteri hingga presiden


Bio Farma: Perlu Rp 103 Miliar untuk Kembangkan Vaksin Covid-19

15 Juli 2020

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Bio Farma: Perlu Rp 103 Miliar untuk Kembangkan Vaksin Covid-19

Honesti telah berkomunikasi dengan tim Kementerian Riset dan Teknologi terkait keperluan pembiayaan pengembangan vaksin Covid-19


CPNS 2019, Peminat Kementerian Riset dan Teknologi Paling Sedikit

27 November 2019

Suasana kegiatan Simulasi Computer Assisted Test (CAT) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang digelar Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel bekerjasama dengan yang digelar di Car Free Day (CFD) Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Ahad, 17 November 2019. ANTARA/Humas Pemprov Sulsel
CPNS 2019, Peminat Kementerian Riset dan Teknologi Paling Sedikit

Persaingan dalam seleksi calon pegawai negeri sipil atau CPNS 2019 semakin ketat, namun di sisi lain ada pula formasi yang sepi peminat.


Menristek: Dosen PNS Tersangka Terancam Diberhentikan Sementara

3 Oktober 2019

Menristekdikti Mohamad Nasir memberikan pernyataan soal unjuk rasa mahasiswa, Kamis, 26 September 2019.
Menristek: Dosen PNS Tersangka Terancam Diberhentikan Sementara

Rektor Insitut Pertanian Bogor (IPB) Dr Arif Satria menjelaskan pihaknya menunggu surat resmi penahanan atas dosen IPB bernama Abdul Basith.


Menteri M. Nasir: Berpendapat Tidak Harus Dilakukan di Jalan

2 Oktober 2019

Wawancara khusus Jurnalis Tempo, Nana Riskhi, bersama Mohamad Nasir.
Menteri M. Nasir: Berpendapat Tidak Harus Dilakukan di Jalan

M. Nasir mengaku tak pernah menghalangi siapa saja mengemukakan pendapatnya, namun hal itu tidak harus dilakukan di jalan.


Antisipasi Unjuk Rasa Meluas, Menteri Nasir Kumpulkan Rektor PTN

30 September 2019

Menristekdikti Mohamad Nasir memberikan pernyataan soal unjuk rasa mahasiswa, Kamis, 26 September 2019.
Antisipasi Unjuk Rasa Meluas, Menteri Nasir Kumpulkan Rektor PTN

Nasir mengajak para rektor untuk menciptakan suasana yang teduh menjelang pelantikan anggota DPR, serta Presiden dan Wakil Presiden.


Kementerian Buka Program Dosen Merenung, Ini Tujuannya

15 Agustus 2019

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Kementerian Buka Program Dosen Merenung, Ini Tujuannya

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menghelat program Dosen Merenung agar pengajar bisa mengembangkan potensi keilmuannya.


Rektor Asing, Moeldoko: Diawali di Perguruan Tinggi Swasta

14 Agustus 2019

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. TEMPO/Subekti
Rektor Asing, Moeldoko: Diawali di Perguruan Tinggi Swasta

Rencana mendatangkan rektor asing di Indonesia akan diberlakukan pertama kali untuk perguruan tinggi swasta.


M Nasir: Rektor Asing Jangan Hanya Cari Pekerjaan di Indonesia

5 Agustus 2019

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
M Nasir: Rektor Asing Jangan Hanya Cari Pekerjaan di Indonesia

Dalam pemilihan rektor asing, M. Nasir berharap akan ada mekanisme yang berbeda dari ketentuan yang saat ini diterapkan, misalnya lewat pansel.


Cegah Radikalisme, Menristek Minta Kampus Data Medsos Mahasiswa

26 Juli 2019

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir saat menjadi pembina upacara pada upacara peringatan Hardiknas di Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis, 2 Mei 2019. Hardiknas diperingati setiap tanggal 2 Mei, untuk mengingat sosok Ki Hajar Dewantara. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Cegah Radikalisme, Menristek Minta Kampus Data Medsos Mahasiswa

Menristekdikti meminta kampus mendata akun media sosial mahasiswa hingga pegawai untuk cegah radikalisme.