TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan ingin mengulang pelayaran pelaut Majapahit ke Jepang pada abad ke-13 melalui “Ekspedisi Spirit of Majapahit”. Pernyataan Rizal ini disampaikan setelah melepas ekspedisi tersebut di kantor Kementerian Kemaritiman, Senin, 2 Mei 2016.
"Ekspedisi ini merupakan petualangan yang luar biasa. Mencoba melakukan apa yang pernah dilakukan pada abad ke-13," ujarnya.
Menurut Rizal, pelaut-pelaut Indonesia terkenal hebat. Sejak zaman dahulu, mereka mampu mengarungi lautan hingga mencapai Jepang menggunakan kapal Majapahit yang sederhana.
"Presiden Jokowi ingin kita kembali cintai laut. Di masa lalu, angkatan laut Kerajaan Sriwijaya punya kekuatan maritim yang kuat, menyeberang hingga Champa, Thailand," ucapnya.
Rizal menambahkan, pelaut dari Kerajaan Majapahit juga pernah berlayar ke Malaka dan menguasai bagian wilayah Malaysia. Indonesia, ujar dia, memerlukan transformasi budaya dari yang condong ke darat beralih ke laut.
Negara besar di dunia, ucap Rizal, dipastikan punya kekuatan besar juga di bidang maritim. Terinspirasi oleh kisah tersebut, Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian Pariwisata, Majapahit Admiration Community, dan Takushoku University bekerja sama lewat ekspedisi ini.
Ekspedisi yang direncanakan berlayar sepanjang Mei-Juli 2016 itu menempuh rute Jakarta-Pontianak-Brunei Darussalam-Manila-Jepang. Bahtera yang digunakan berupa kapal bercadik dengan panjang 20 meter dan lebar 4,5 meter. "Di dalam kapal ini tidak tersedia tempat tidur, hanya ada koridor panjang," ujarnya.
Rizal menuturkan kapal tersebut sengaja didesain sederhana sebagai replika kapal Majapahit yang pernah melintasi Sungai Brantas menuju Trowulan. Ekspedisi ini membawa misi mengangkat dan melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya maritim Indonesia ke Jepang.
Berdasarkan catatan sejarah, kapal Majapahit beberapa kali menyentuh daratan Okinawa dan tempat-tempat lain di Jepang pada abad ke-13. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya keris bergaya Majapahit di Okinawa dan penemuan pecahan keramik Imori kerajaan Jepang pada abad ke-13 di Trowulan, Jawa Timur.
SHELA KUSUMANINGTYAS