TEMPO.CO, Padang - Pembebasan Wendi Rakhadian, salah satu awak kapal Brahma 12, disambut haru keluarga dan tetangganya. Mereka silih berganti berdatangan ke rumah Wendi di Jalan M. Hatta, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, sejak Ahad malam, 1 Mei 2016.
Mereka duduk di tikar bersama dua orang tua Wendi, Aidil, 55 tahun, dan Asmiza, sembari menyaksikan salah satu televisi swasta yang menayangkan sepuluh awak kapal yang telah dibebaskan kelompok militan Abu Sayyaf.
Sesekali di antara mereka menunjuk ke arah televisi karena melihat Wendi sedang menyantap makanan di kediaman Gubernur Sulu, Filipina. "Saya terkejut saat menyaksikan siaran televisi. Wendi sudah bebas. Saya langsung ke rumah Wendi," ujar paman Wendi.
Aidil mengatakan keluarga dan para tetangga berdatangan secara spontan setelah menyaksikan siaran televisi. Dia tidak sempat menghubungi mereka. Menurut Aidil, dia mengetahui anaknya dibebaskan dari pihak perusahaan PT Patria Maritime, Ahad sore. Saat itu dia belum sepenuhnya percaya.
Setelah menyaksikan anaknya dalam siaran televisi, dia baru percaya anaknya sudah dibebaskan. "Awalnya masih ragu. Tapi, setelah melihat Wendi di layar televisi, baru mulai percaya," ucap Aidil.
Sepuluh ABK kapal Brahma 12 diculik di perairan Filipina selatan oleh kelompok Abu Sayyaf sejak 26 Maret 2016. Kelompok militan Abu Sayyaf meminta uang tebusan untuk pembebasan sepuluh WNI itu.
ANDRI EL FARUQI