TEMPO.CO, Padang -- Aidil, 55 tahun, ayah Wenri Rakhadian, salah seorang awak kapal Brahma 12 yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf, mengaku belum mengetahui kabar pembebasan anaknya. Sebab, hingga sore ini pihak perusahaan dan pemerintah belum ada yang mengabarkan kepada keluarga.
"Kami belum tahu," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad 1 Mei 2016 sekitar pukul 15.40 WIB.
Dia mengaku terakhir dihubungi pihak PT Patria Maritime Lines, operator Kapal Brahma 12, pada Jumat lalu. Saat itu petugas perusahaan tidak bercerita tentang pembebasan anak dalam waktu dekat.
Menurut Aidil, pihak perusahaan hanya menanyakan kondisi keluarga. Mereka juga menyampaikan bahwa kondisi sandera dalam keadaan sehat. "Pihak perusahaan hanya mengatakan sedang berusaha dan minta kami keluarga bersabar," kata dia.
Aidil mengaku sempat merasa kecewa dengan tidak adanya kepastian pembebasan anaknya. Pihak manajemen perusahaan dan Kementerian Luar Negeri tidak pernah memberikan kepastikan kapan anaknya bisa segera pulang.
Sebelumnya, sejumlah media di Filipina mengabarkan kelompok Abu Sayyaf telah membebaskan sepuluh awak kapal asal Indonesia, yang disandarenya sejak Maret 2016.
Para sandera diantar orang tidak dikenal ke kediaman Gubernur Abdusakur Tan Jnr di Pulau Jolo. Informasi ini juga dibenarkan kepolisian Filipina.
ANDRI EL FARUQI